Pentingnya Iman dan Akhlaq
"Iman,- Jembatan untuk saling mencintai
Iman harusnya menjadi jembatan indah antara dua hati hamba Allah untuk saling bersaudara dalam pelukan kasih sayang
Iman juga harusnya pula mengubah dua saudara layaknya pakaian yang saling menutupi ketika ada aib dan cela saudaranya ketika terbuka, layaknya pakaian yang menutup celah aurat untuk tidak terlihat
Ia pun menjadi sebab terindah untuk menjadikan setiap hamba Allah berkasih sayang dalam iman untuk saling mengkuatkan dan bukan untuk saling melemahkan karena saudara iman selalu mengokohkan, bukan untuk merapuhkan
Iman pula yang harusnya menjadikan setiap mukmin mengerti tentang kewajiban memberikan akhlaq terbaik kepada saudaranya walopun terkdang berbeda dalam permasalahan ijitihadiyah...
Iman tak pernah pula menjadikan pemiliknya menjadi sombong dan angkuh menerima sesuatu yang berbeda dari saudaranya sebagaimna para sahabat kadang mereka berbeda tapi mereka tetap saling mengasihi
Maka berikanlah akhlaq terbaik yang engkau miliki kepada sesama mukmin karena sesungguhnya generasi terbaik ummat ini mereka belajar untuk berakhlaq sebelum mereka belajar untuk perkara lainnya karena apabila engkau dibenci karena kebenaran maka itu anugrah
dan apabila engkau dibenci karena akhlaq-mu, maka itu adalah musibah.
Betapa mulia kehidupan akhlaq bagi setiap mukmin, dengannya dia akan belajar menghargai sesama mukmin lainnya, sehingga bersama menuju kepada Allah dengan saling mengkuatkan dan tidak saling merasa angkuh untuk menerima kebenaran serta bersikap menghargai segala perbedaaan apabila dia mengerti bahwa masalah yang ada memang bersumber kepada dalil dalil yang ada.
Marilah belajar akhlaq sebelum belajar perkara lainnya, bukankah Ibnu sirin mengatakan bahwa para sahabat mempelajari adab bersamaaan dengan mereka mempelajari ilmu (lihat kitab tadzkirotus samii' wal mutakallimin 1/2, kitab mausuuah adab assyariyyah abdul fathi sayyid nada 1/5)
Karena sesungguhnya seoarang mukmin memperhias dirinya di hadapan mukmin lainnya dengan adab dan akhlaqnya, bukan dengan ringan lisannya dengan menjatuhkan vonis kepada saudaranya tanpa disertai kema'rufan dan membiarkan orang-orang kafir yang memerangi Islam selamat dari lisan mereka dan tindakan mereka
Bukankah Imam syafii menguraikan :" barang siapa yang ingin Allah membukakan hatinya dan meneranginya ,maka hendaklah ia sering bersendirian dengan Allah, sedikit makannya, meninggalakan perkataan orang yang bodoh dan membenci ahli ilmu yang tidak memiliki sikaf bijaksana dan beradab" (lihat kitab tadzkirotus samii' wal mutakallimin 1/2)
Renungan dari perkataan generasi terbaik--
Ruwaiyim mengatakan kepada anaknya :" wahai anakku jadikanlah amalmu ibarat garam dan akhlaqmu ibarat tepung,- perbanyaklah olehmu akhlaq yang mulia hingga perbandingan sebagaimana perbandingan tepung dan garam,- dalam satu adonan,- ..karena banyak akhlaq walopun sdikit amal itu lebih mulia dari pada banyak amal tapi miskin akhlaq...(Lihat kitab alfaruq III/96)
Dan ibnu mubarak pun menyampaikan:" tidaklah aku mendapati sesuatu yang paling bermanfaat setelah taqwa daripada akhlaq dan adab yang mulia....
Ya Allah muliakanlah akhlaq kami, luruskanlah lisan kami, santunkanlah sikap kami kpda saudara kami, dan indahkanlah ucapan kami kepada saudara-saudara kami....
Oe Mita
Uhibbukum Fillah
Barakallah fiikum"
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Komentar
Posting Komentar