Belajar Islam kepada Imm Ibnu Rajab: Tawakkal kepada Allah
Belajar Islam kepada Imam Ibnu Rajab: Tawakkal kepada Allah
Dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda:
"Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang hakiki, Dia pasti memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung-burung; burung-burung tersebut keluar pagi hari dalam keadaan lapar kemudian pulang sore hari dalam keadaan kenyang."
(Diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di Shahihnya, dan Al Hakim. At-Tirmidzi berkata,"Hadits ini hasan shahih.")
Hadits ini adalah landasan tawakkal dan tawakkal merupakan sebab terbesar yang mendatangkan rezeki. Allah Ta'ala berfirman,
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah mencukupkan (keperluan) nya."
(Ath-Thalaq: 2-3)
Hakikat tawakkal ialah ketergantungan hati dengan jujur kepada Allah Azza wa Jalla dalam mendatangkan kemaslahatan dan menolak madzarat dari seluruh urusan dunia dan akhirat. Tawakkal juga berarti menyerahkan seluruh persoalan kepada Allah. Tawakkal juga berarti realisasi iman bahwa tidak ada yang bisa memberi, menahan pemberian, membuat madzarat, dan mendatangkan kemaslahatan kecuali Allah.
Realisasi tawakkal tidak bertentangan dengan upaya mencari sebab-sebab yang ditakdirkan Allah dan merupakan ketentuan-Nya pada makhluk, karena Allah memerintahkan mengambil sebab-sebab sekaligus memerintahkan tawakkal. Jadi, upaya mencari sebab-sebab dengan organ tubuh adalah bentuk ketaatan kepada-Nya, sedang tawakkal dengan hati ialah iman kepada-Nya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Dari Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang bersabda:
"Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan tawakkal yang hakiki, Dia pasti memberi rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung-burung; burung-burung tersebut keluar pagi hari dalam keadaan lapar kemudian pulang sore hari dalam keadaan kenyang."
(Diriwayatkan Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban di Shahihnya, dan Al Hakim. At-Tirmidzi berkata,"Hadits ini hasan shahih.")
Hadits ini adalah landasan tawakkal dan tawakkal merupakan sebab terbesar yang mendatangkan rezeki. Allah Ta'ala berfirman,
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Allah mencukupkan (keperluan) nya."
(Ath-Thalaq: 2-3)
Hakikat tawakkal ialah ketergantungan hati dengan jujur kepada Allah Azza wa Jalla dalam mendatangkan kemaslahatan dan menolak madzarat dari seluruh urusan dunia dan akhirat. Tawakkal juga berarti menyerahkan seluruh persoalan kepada Allah. Tawakkal juga berarti realisasi iman bahwa tidak ada yang bisa memberi, menahan pemberian, membuat madzarat, dan mendatangkan kemaslahatan kecuali Allah.
Realisasi tawakkal tidak bertentangan dengan upaya mencari sebab-sebab yang ditakdirkan Allah dan merupakan ketentuan-Nya pada makhluk, karena Allah memerintahkan mengambil sebab-sebab sekaligus memerintahkan tawakkal. Jadi, upaya mencari sebab-sebab dengan organ tubuh adalah bentuk ketaatan kepada-Nya, sedang tawakkal dengan hati ialah iman kepada-Nya.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Komentar
Posting Komentar