Ustadz Abdul Somad: Malam Nisfu Sya'ban di Zaman Salaf

Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad tentang syi`ar malam nisfu sya`ban, menjawab pertanyaan salah seorang jama`ah.

Sumber pengambilan hukum yang disepakati 4 mazhab:
1. Al Qur'an
2. Hadits
3. Ijma` `ulama (konsensus/kesepakatan ulama)
4. Qiyas (analogi)

Malam nisfu sya`ban tidak ada dalam al qur'an. Dalam hadits ada.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الله ليطلع ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.”
Hadits tersebut disahihkan oleh Al Albani.

Apakah kalangan salaf (3 abad pertama) menghidupkan malam sya'ban?

Ya, dapat dilihat dalam kitab Al Mawahib Alladunniyah, ditulis oleh Imam Al Qasthulani. Di dalam kitab tersebut dituliskan ada kalangan tabiin di negeri Syam seperti Makhul dan Khalid bin Mi`dan merayakan malam nisfu sya'ban dengan shalat-shalat sunnah, memperbanyak dzikir doa. Mereka datang ke masjid memakai jubah kebesaran, memakai cela', dan membuat buhur (asap) dari kayu gaharu.

Di Mekah dan Madinah, mereka tidak melakukan itu. Di antara salaf terdapat ikhtilaf.

Mengapa mereka berbeda? Salaf di negeri Syam ingin menunjukkan syiar ke tetangga mereka, Romawi.

Nabi tidak mengajarkan ibadah khusus pada malam nisfu sya'ban.

(https://www.youtube.com/watch?v=d_ls0b7MmFk)
(https://konsultasisyariah.com/5541-shalat-nishfu-syaban.html)
(https://www.islampos.com/inilah-pendapat-para-ulama-soal-amalan-di-malam-nisfu-syaban-84269/)

Komentar