Cerita Guru yang Menjadi Relawan Pemulasaran Jenazah Protap Covid-19 Depok


Semoga kita mendapat pelajaran 

#Bersama team Relawan Pemulasaran Jenazah Protap covid-19, Depok

*Karena PDP covid-19 dan keterangan pihak keluarga seminggu ini batuk2 juga demam, maka setelah bersepakat antara pihak Pemerintah dengan keluarganya, berlakulah protap pemulasaran jenazah covid-19*. 

Pukul 04.00 WIB saya mendapat pesan wa dari  Pak Sekcam di Depok.
P :  "Aslkm, pak di RT ... RW ... ada orang meninggal di kosan indikasi covid-19".

*Sebagai seorang Pandu dan Relawan, tdk ada jawaban lain*

S :  "Baik pak ... siap menunggu instruksi selanjutnya", jawab saya. 
P : Besok pagi jam 08.00 WIB sudah kumpul dikecamatan. 
S : Insyaallah 

Semalem tidur cukup larut. Akan sangat nikmat habis shubuh merebahkan badan sambil memejamkan mata. Namum, pikiran akan pagi ini mengurus jenazah seolah menjadi alarm istirahat pagi hari. Benar juga, beberapa kali terbangun dan melihat jam di HP. Sampai akhirnya pukul 07.30 WIB terbangun. Mandi sebentar. Pukul 07.37 WIB langsung meluncur ke Kecamatan. Alhamdulillah lima menit sebelum jam 8 pagi, saya sudah bergabung dengan team. Total personil 6 orang, terdiri atas 4 orang pemulasaran dan 2 orang bagian penyemprotan desinfektan. 

Sekitar pukul 09.30 WIB  kami sampai di deket rumah duka. Raut muka sedih terlihat pada wajah2 anggota keluarganya. Seketika ibu2 anggota keluarga pada curhat ke kami. Menceritakan kondisi saudaranya yg seminggu ini sakit batuk dan demam. Mereka juga cerita, sulit menerima permintaan warga sekitar untuk segera memulangkan jenazah ke luar dari lingkungan. 

Benar. Belum lama kami di sana, ada suara2 keributan dari tetangga almarhum. Warga meminta jenazah untuk segera dibawa pulang. Menolak dimandiin di lingkungan itu. Untunglah pihak RW langsung menanggapi permintaan warga. Menjelaskan dan menenangkan ibu2 di tempat itu. Ada sedikit suara keras dari Pak RW. Sampai akhirnya kondisi menjadi kondusif. Terima kasih pak RW dan ibu2 semuanya !

Pukul 09.45 WIB kami telah mengenakan APD lengkap. Bersiap untuk menjalankan misi kemanusiaan ini. Melangkah menelusuri gang sempit. Sambil membawa segala keperluan pemulasaran protap covid-19. Ada plastik, kain kafan, air secukupnya, kantong mayat, dan peti jenazah. 

Dibukalah pintu kosan berukuran sekitar 3×4 m itu. Ruangannya masih utuh. Sedikit berantakan. Maklum, kamar kosan anak muda. Dari pintu kami semprot desinfektan ke arah ruangan. Setelah itu kami bertiga masuk. *Demi melihat anak muda terbujur kaku di atas kasur, jiwa ini tdk henti2nya berdoa*. Tidak terbayang betapa sedihnya saat2 sendiri menghadapi sakarotul maut. Di ruang kosan. Tapi itulah takdir. Kita tidak tahu dalam kondisi apa meninggalkan dunia ini. 

Kami harus mengeluarkan motor almarhum. Karena kendaraan roda dua ini membuat ruangan jadi semakin sempit. Namun tdk ada kuncinya. Entah di mana dia menyimpannya. Atau mungkin karena pandangan mata kami tdk begitu jelas, terhalang cairan desinfektan yg menempel di APD -kacamata-kami. Sehingga kami tdk bisa melihat kunci motor diletakkan. Dengan segala keterbatasan gerak, kami menggeser sedikit demi sedikit agar motor bisa keluar. 

Alhamdulillah, sekarang ruangan agak luas. Cukup untuk kami memulai proses pemulasaran jenazah. Pertama kami gelar pelastik sepanjang 2 meter. Di atasnya kami pasang kain kafan tiga lapis. Kami tambahkan lagi pelastik dengan ukuran yang sama. Kami bertiga bersiap menggotong jenazah. Cukup berat. Karena orangnya tinggi. Meletakan pelan-pelan di atas hamparan pelastik yang sudah kami siapkan. 

Bismillah, sesuai protap pemulasaran jenazah covid-19 Depok, *kami "mandikan" jenazah dengan menyipratkan sedikit air di beberapa bagian tubuh*. Sebagaintambahanya, kami semprot dgn desinfektan untuk mematikan virusnya. *Selanjutnya mengkafani*  Kami bungkus jenazah dengan pelastik, kain kafan dan mengikatnya, dan tambahkan pastik lagi. Semprot lagi sekujur jenazah yang terbungkus dengan desinfektan. Kemudian kami masukan ke kantong jenazah. Telah 75 % prosesi pemulasaran jenazah. 

*Saatnya mengerjakan tahapan ketiga, menyolatkan*. Kami bertiga, dengan tetap mengenakap APD lengkap, menjalankan ritual sholat janaiz di dalam kosan. Tidak butuh waktu lama, setelah kami berdoa untuk kami dan almarhum, langsung mengangkat jenazah dan memasukan ke peti yg sudah siap di luar kamar kosan. 

Di luar, agak jauh dari peti jenazah, kami melihat orang2 berkerumun. Terdengar sayup pak RW, pak Sekcam, dan pihak keluarga bergiliran menyampaikan ungkapan terakhir atas peristiwa ini. Tersengar suara isak tangis  anggota keluarga ketika menyampaikan permohonan maaf atas almarhum kepada warga sekitar. Kami langsung mengangkat peti jenazah dan memasukan ke dalam mobil Ambulan yang sudah siap. Terakhir, kami melakukan serah terima dengan team pemakamam yg sudah siap mengenakan APD lengkap. Selamat bekerja kawan !

Setelah Ambulan melaju, sekujur tubuh kami langsung disemprot desinfektan. Sesuai tahapan yg ada, kami membuka APD yang kami kenakan. Kembali menghirup udara segar dan melihat kondisi luar dengan jelas. Kami masukan APD ke dalam pelastik besar dan meminjam korek untuk membakar APD tersebut.  Selanjutnya pulang. Mandi dan melanjutkan tidur. 

Kami terbangun, untuk menulis kisah ni. Berbagi pengalaman kepada teman teman. Sambil mendengar suara "grojogan" di dapur.  Hujan deras.

(Suratno, guru Matematika SMAIT Nurul Fikri, 10 Mei 2020)

Komentar

  1. Semoga menjadi amal kebaikan bagi bpk dan teman2.... aamiin3x Ya Robbal'alamiin

    BalasHapus
  2. Subhanallah, ternyata yang jadi pejuang bukan hanya dokter dan paramedis sj, ada orang lain yg turut berjasa dan jarang diberitakan di media.Mudahwan ke jadi amal buat bapak2 yg sudah membantu pemulasaraan jenazahnya. ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Webinar Smart Parenting: Mengelola Emosi Menjalankan Ibadah Bulan Ramadhan

Ustadz Adi Hidayat: Seputar Shalat Tahajud

Info Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa Penuh

Lagu Mengharukan tentang Zuhudnya Rasulullah

Ustadz Muhammad Ardiansyah: Thalabul 'Ilmi, Tahshilul' Ilmi dan Barakatul 'Ilmi

Penerimaan Siswa Baru SMP Cendekia BAZNAS 2018/2019

Contoh Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA

Seorang Nenek Masuk Islam karena Pemberian Buku Seorang Anak