Stefan William

SALAH satu indikator tingginya popularitas seorang artis, ketika penggemar mulai mencampuradukkan kehidupan pribadi yang bersangkutan dengan lakon yang dimainkannya di dunia hiburan. Aktor belia Stefan William (17) mengalaminya setelah kurang-lebih 8 bulan memerankan karakter Yudha di sinetron remaja laris Arti Sahabat.
Cowok yang berulang tahun setiap 11 Agustus ini diharapkan pacaran betulan dengan lawan mainnya, Yuki Kato, yang berperan sebagai Ajeng. "Duuuh, pokoknya kudukung deh kalau Stefan dan Yuki benar jadian. Kan sama-sama bule tuh", tulis seorang penggemar di laman tabloidbintang.com.
"Banyak yang tanya langsung atau lewat Twitter. Aku sih tanggapin dengan senyum saja," kata Stefan. "Selama tidak mengganggu, digosipkan seperti itu tidak masalah. Tidak perlu diseriusi," imbuhnya.

Arti Sahabat yang sangat berarti
Tidak bisa dipungkiri, Arti Sahabat telah memberi banyak dampak pada karier keartisan Stefan. Tidak hanya yang cenderung negatif seperti kasus di atas, melainkan juga yang positif. Bagi Stefan sendiri, daripada pusing-pusing dengan urusan digosipkan, dia lebih memilih mensyukuri, kiprahnya sebagai Yudha menjadi bukti karier aktingnya semakin meningkat.
"Aku senang karena semua yang aku lakukan selama ini jadi tidak sia-sia," ujar Stefan.
"Syuting episode-episode awal Arti Sahabat itu parah banget. Aku dimarah-marahin sutradara karena akting jelek. Sampai pengin pulang saja," kenangnya.
Tapi Stefan tahu, tidak bisa berhenti begitu saja dari komitmennya sebagai aktor. Dunia akting, toh, pilihannya sendiri. "Enggak tahu kenapa, (dari dulu) suka dengan akting," Stefan beralasan.
Ketika duduk di bangku SMP, Stefan yang dianugerahi wajah tampan khas indo mengikuti sebuah ajang pemilihan model.
Keluar sebagai juara, pengidola Anjasmara ini mendapatkan kontrak ekslusif dengan rumah produksi MD. Stefan pun rela hijrah dari Manado. Setelah nongol sebentar di sinetron Suci dan beberapa FTV, dia tampil di film layar lebar Best Friend? (2008) yang mempertemukannya dengan artis populer Nikita Willy.
"Aku tidak menyesal sama sekali berkarier di dunia akting ini," imbuhnya.
Stefan memutuskan tetap bertahan di Arti Sahabat. Di stripping pertama yang menempatkan dirinya selaku pemeran utama itu, cowok berzodiak Leo ini memilih untuk terus belajar dan memperbaiki kualitas akting.
"Aku banyak tanya ke sutradara soal akting yang benar. Sejak episode 20-an aku mulai merasa semakin enak berakting," beri tahu Stefan.
Apalagi sinetron yang tayang setiap hari pukul 17.00 WIB di Indosiar tersebut debut comeback-nya di dunia akting setelah sempat vakum dua tahun karena fokus menyelesaikan SMA.
Keputusan yang terbilang tepat jika melihat kesuksesan Arti Sahabat sekarang ini. Lewat sinetron tersebut, Stefan berhasil menemukan momentum kariernya dan terlahir sebagai idola baru.

Antara sutradara dan ahli IT
Stefan lahir di California, Amerika Serikat, dari pasangan orangtua Clinton Avery asal Amerika Serikat dan Ellen Thelma Umboh asal Manado, Indonesia. Sempat menetap di negara asal sang ayah hingga lulus bangku sekolah dasar, Stefan lantas melanjutkan SMP di tanah kelahiran ibu.
Di sana, Stefan tidak tinggal bersama ayah atau ibunya yang masing-masing berkarier di Amerika Serikat dan Australia, melainkan dengan Oma dan Opanya (dari pihak Ibu). Pilihan yang cukup berani untuk anak sebelia dirinya.
"Mungkin enak saja kali ya tinggal sendiri. Bisa mandiri," Stefan menggambarkan perasaannya ketika itu.
Kemandirian Stefan termasuk pada tidak adanya campur tangan keluarga terhadap pilihan-pilihan hidupnya. Stefan menegaskan, pilihan terjun ke dunia akting bukan dorongan dari pihak ayah ataupun ibunya. "Ayah sebetulnya tidak terlalu mendukung. Dia mengharapkan aku mengikuti jejaknya berkarier di bidang IT," buka Stefan.
"Dari dulu aku juga suka banget sama games-games komputer dan semacamnya. Mungkin nanti aku akan kuliah di Binus (Bina Nusantara). Tapi sekarang belum mantap saja ke arah situ. Fifty-fifty lah." Fifty-fifty dengan apa? Yakni sesuatu yang berkaitan erat dengan dunianya sekarang.
"Aku juga kepengin melanjutkan kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) bidang penyutradaraan," akunya.
Pilihannya menjadi sutradara bukan karena terinspirasi mendiang leluhurnya Wim Umboh. Stefan bahkan tidak sempat mengenal sutradara jempolan itu secara langsung kecuali dari cerita-cerita yang disampaikan kepadanya.
Lingkungan syutingnya sehari-harilah yang lebih banyak memberi pengaruh terhadap minatnya. Kepada sutradara, Stefan tidak lagi melulu bertanya seputar akting, melainkan juga tentang teknik dan seluk-beluk penyutradaraan.
"Saya sering diskusi dengan sutradara dan kru," kata Stefan yang gara-gara dilemanya itu membuat dirinya tidak langsung melanjutkan ke bangku kuliah selepas SMA.
"Aku sekarang belum kuliah, sambil menimbang-nimbang pilih yang mana," sambungnya.
Sementara belum memutuskan akan melanjutkan studi, Stefan memilih untuk konsentrasi penuh di akting. Cowok yang mengaku pendiam dan pemalu ini belum puas dengan pencapaiannya. "Pengin lebih mendalami dan lebih bagus lagi aktingnya," kata Stefan.
"Aku tidak boleh juga cepat berpuas diri. Nanti jadi sombong dan itu pasti akan bikin kita cepat jatuh," analisisnya.
Omong-omong, kami teringat pernyataan Stefan beberapa tahun lalu saat memulai debut karier akting. Bahwa kelak di usia 17 tahun atau setelah lulus SMA, dia akan pindah kembali ke Amerika Serikat dan tinggal bersama ayah. Nah, usia 17 tahun pun telah terlewati setengah tahun yang lalu.
"Iya sih, dulu aku ngomong begitu. Rencananya begitu lulus SMA aku (mungkin) lanjut kuliah di Amerika dan tinggal bersama ayah. Tapi sekarang kan aku sudah 17 tahun. Sudah cukup dewasa untuk bikin keputusan sendiri. Aku di sini dulu (melanjutkan karier)," pungkas Stefan. Penggemar pasti senang dengan keputusan stefan.      

karya: asma navilah kls: XI IPS 2

keputusanmu, Stefan.

Komentar