Revolusi Mesir 2011
25 Januari - 11 Februari 2011 berlangsung proses Revolusi Mesir, yaitu demonstrasi besar-besaran yang terjadi di seluruh Mesir menuntut agar Presiden Husni Mubarak yang telah berkuasa 30 tahun untuk melepaskan jabatannya. Revolusi tersebut berhasil, dengan mundurnya Presiden Husni Mubarak pada tanggal 11 Februari 2012, karena memenuhi syarat-syarat terjadinya revolusi.
Kronologi Revolusi Mesir
25 Januari
Warga mulai berdemonstrasi menentang
pemerintah yang diikuti ribuan warga di Kairo dan berbagai propinsi
lainnya. Demonstrasi yang disebut dengan nama “Hari Kemarahan” itu
berlangsung atas permintaan para aktivis Mesir melalui jejaring sosial
Facebook.
Empat orang termasuk seorang aparat keamanan tewas dalam bentrokan antara para demonstran dan aparat.
26 Januari
Demonstrasi tetap berlanjut meski
Kementerian Dalam Negeri Mesir telah mengeluarkan peringatan menyusul
peningkatan jumlah korban tewas mencapai lima orang, dan puluhan
cedera. Ratusan orang ditangkap termasuk delapan wartawan dan jurnalis.
Seluruh jaringan internet diputus dalam rangka mencegah tersebarnya berita soal tuntutan reformasi ke seluruh Mesir.
27 Januari
Demonstrasi berlanjut di Kairo dan
sejumlah kota besar Mesir selama tiga hari berturut-turut dengan
meneriakkan slogan anti-rezim Mubarak.
Bentrokan antara ratusan demonstrasi
dan aparat keamanan semakin meningkat. Pasukan anti-huru-hara
menggunakan gas air mata dan peluru karet di Propinsi Ismailiyah dan
kota Suez.
Ketua Dewan Nasional untuk Reformasi,
Mohammad ElBaradei, meminta Hosni Mubarak untuk segera turun. ElBaradei
juga menyampaikan kesiapannya untuk memegang kontrol pemerintahan
transisi jika Mubarak bersedia turun.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama
menekankan bahwa tindak kekerasan bukan solusi yang tepat untuk kondisi
Mesir, dan diperlukan reformasi politik demi menjaga kepentingan
rakyat.
28 Januari
- Para pejabat Mesir sebelum dimulainya
demonstrasi “Hari Kemarahan, memutus seluruh saluran internet dan
mengerahkan pasukan keamanan dalam jumlah besar di Kairo.
- Terjadi bentrokan hebat antara polisi dan para demonstran di kota Suez.
- Tewas dan cederanya puluhan orang
serta ditangkapnya ratusan orang dalam demonstrasi yang digelar setelah
shalat Jumat di beberapa kota besar termasuk ibukota, Kairo.
- Sejumlah kantor milik partai berkuasa pimpinan Hosni Mubarak, juga dibakar di berbagai kota.
- Barak Obama meminta Mubarak untuk
segera mengambil kebijakan kongkret guna merealisasikan reformasi
politik dan menghentikan tindak kekerasan terhadap para demonstran.
- Mubarak membubarkan kabinetnya dan membentuk pemerintahan baru.
29 Januari
- Ketua Dinas Intelijen Mesir, Omar
Suleiman, diangkat sebagai Wakil Presiden, dan Ahmad Shafiq, yang dulu
menjabat sebagai menteri penerbangan sipil, ditunjuk untuk membentuk
pemerintahan baru.
- Berlanjutnya demonstasi di Kairo dan
kota-kota Mesir paca pidato Mubarak terjadi di saat para demonstran
tetap menuntut lengsernya Mubarak. Reuters juga melaporkan bahwa jumlah
korban tewas mencapai 68 orang.
- Peningkatan jumlah korban tewas di
berbagai wilayah Mesir di hari kelima demonstrasi. Polisi sudah tidak
dapat menangani situasi. Personil militer dikerahkan untuk memulihkan
kondisi.
- Terjadi pemberontakan di sejumlah
penjara Mesir, serta aksi tembak para sipir penjara terhadpa para
tahanan. Puluhan narapidana tewas.
30 Januari
- Para warga asing yang berdomisili di Mesir mulai dievakuasi menyusul peningkatan instabilitas.
- Jumlah demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo mencapai puluhan ribu orang.
- Menteri Luar Negeri Amerika Serika,
Hillary Clinton, menuntut penyusunan perencanaan di Mesir yang tidak
menyebabkan kekosongan kekuasaan. Clinton menyatakan bahwa penentuan
wakil presiden tidak cukup.
- Mendagri Mesir menginstruksikan penempatan pasukan keamanan di seluruh kota Mesir kecuali di Bundaran Tahrir, Kairo.
- Obama menyatakan mendukung proses peralihan kekuasaan secara damai yang menjawab tuntutan rakyat Mesir.
- Pemerintah Mesir menutup aktivitas
jaringan televisi Aljazeera di Mesir dan menutup transmisi sinyal
satelit Nilesat untuk program Aljazeera di sebagian kawasan Timur
Tengah.
31 Januari
- Hosni Mubarak, menginstuksikan
perdana menteri barunya untuk mulai berunding dengan kelompok oposisi
dan berupaya menyediakan lapangan kerja baru dan juga untuk mengakhiri
inflasi.
- Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, meminta Mubarak segera berunding dengan kelompok oposisi.
- Mubarak menunjuk wakilnya, Omar
Suleiman untuk berunding dengan seluruh kelompok oposisi guna
membicarakan amandemen undang-undang dasar dan reformasi dewan
yudikatif.
01 Februari
- Lebih dari satu juga warga
berdemonstrasi di Bundaran Tahrir mengiyakan tuntutan berbagai kelompok
oposisi yang tetap melanjutkan demonstrasi hingga runtuhnya rezim
Mubarak.
- Hosni Mubarak dalam pidatonya di
televisi bersikeras akan mempertahankan jabatannya namun tidak akan
mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Ia juga menyatakan akan
berupaya keras menyerahkan kekuasaan secara damai.
- Sekelompok badui dan para preman
bayaran Mubarak, mendadak muncul di Bundaran Talat di dekat Bundaran
Tahrir dan menyerang warga yang tengah berdemonstrasi.
02 Februari
- Para demonstran memamerkan demonstrasi akbar di hari Jumat guna memaksa Hosni Mubarak meletakkan jabatannya.
- Sekejen Liga Arab, Amr Moussa, mengatakan akan memikirkan secara serius pencalonan dirinya dalam pemilu presiden mendatang.
- Ketua Parlemen Mesir menyatakan akan
melakukan sejumlah perubahan dalam undang-undang dasar. Ia juga
mengkonfirmasikan pembekuan seluruh aktivitas parlemen sampai lembaga
ini selesai meninjau protes menyangkut pemilu presiden sebelumnya.
- Bundaran Tahrir di Kairo kembali bergolak dan para demonstran menolak meninggalkan bundaran tersebut.
03 Februari
- Kelompok oposisi utama Mesir menolak
usulan Perdana Menteri Mesir, Ahmad Shafiq, untuk berunding.
Perundingan hanya akan dilakukan setelah Mubarak mundur dan pembentukan
pemerintahan persatuan nasional.
- Sekelompok orang bersenjata
pro-Mubarak menembaki warga di Bundaran Tahrir. Aparat keamanan Mesir
juga menginstruksikan para wartawan agar segera meninggalkan
hotel-hotel di sekitar Bundaran Tahrir.
- Omar Suleiman menyatakan bahwa
Mubarak dan putranya tidak akan ikut dalam pemilu presiden mendatang.
Ia juga menginstruksikan penindakan tegas terhadap para pelaku
kerusuhan dan instabilitas di Bundaran Tahrir.
- Mubarak menyatakan bersedia
meletakkan jabatannya, namun ia khawatir aksinya ini akan menyeret
negara ke dalam instabilitas yang lebih dalam.
04 Februari
- Lebih dari satu juga warga Mesir
menggelar shalat Jumat di Bundaran Tahrir, dan khatib shalat menuntut
masyarakat untuk tetap bertahan hingga tergulingnya rezim Mubarak.
- Kota Iskandariyah dan sejumlah kota lainnya berkobar.
- Sejumlah kota lainnya juga mengikuti demonstrasi yang berlangsung dahsyat di Kairo dan beberapa kota besar Mesir.
05 Februari
- Para anggota partai berkuasa
mengundurkan diri dan Hisam Badrawi ditunjuk sebagai ketua baru partai
ini. Adapun jabatan sekjen penentu kebijakan partai tersebut yang
sebelumnya milik Gamal Mubarak, diserahkan kepada Sifwat Sharif.
- Delegasi khusus Amerika Serikat,
Frank Wisner berkunjung ke Mesir dan menyatakan bahwa dalam kondisi
seperti saat ini, Mubarak harus tetap bertahan di kekuasan untuk
mengatur perubahan “ideal” dalam proses transisi kekuasaan secara
damai. Namun Jubir Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Philip
Crowley, menilai pernyataan Wisner itu sebagai pendapat pribadi dan
dalam hal ini ia tidak mengkonfirmasikannya terlebih dahulu dengan
Washington.
- Panglima Militer Mesir, Hasan al-Rudaini, meminta masyarakat untuk mengosongkan Bundaran Tahrir.
- Mubarak bersidang dengan para menteri ekonomi, perdagangan, dan perminyakan di kabinet barunya.
06 Februari
- Kelompok-kelompok oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin berunding dengan Wakil Presiden, Omar Suleiman.
07 Februari
- Tuntutan pengadilan terhadap Habib al-Adli, mantan menteri dalam negeri Mesir.
08 Februari
- Pengawas hak asasi manusia mengkonfirmasikan tewasnya 300 orang dalam demonstrasi di Mesir.
- Para demonstran memblokade gedung parlemen dan kabinet.
09 Februari
- Dalam bentrokan antara pasukan polisi
dan para demonstran di kota al-Kharga, di Propinsi al-Wadi al-Jadid,
lima orang tewas dan 100 orang cedera.
10 Februari
- Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata
Mesir menggelar sidang tanpa kehadiran Hosni Mubarak dan merilis
deklarasi nomor satu serta menegaskan bahwa dewan ini akan menggelar
sidang secara kontinyu untuk mengontrol kondisi Mesir.
- Sekitar tiga juga demonstran
berkumpul di Bundaran Tahrir, di jembatan-jembatan dan tempat-tempat
umum menuntut pengunduran diri Mubarak.
- Mubarak merespon tuntutan rakyat dan
menyatakan tidak akan mengundurkan diri dari kekuasaan sampai masa
tugasnya berakhir, dan menyerahkan wewenang kepada wakilnya Omar
Suleiman.
- Omar Suleiman juga berpidato setelah
pidato Mubarak. Suleiman berusaha meyakinkan rakyat Mesir bahwa Mubarak
berkomitmen untuk melimpahkan kekuasaan secara damai dan bertindak
berdasarkan undang-undang dasar. Oleh karena itu, Suleiman berharap
agar segera pulang ke rumah mereka masing-masing.
- Para demonstran mengamuk setelah
mendengar pidato Omar Suleiman dan Hosni Mubarak. Tekad mereka untuk
menggulingkan rezim diktator Mubarak semain membara.
11 Februari
- Jutaan warga Mesir di Kairo dan di
berbagai kota berdemonstrasi. Di sisi lain, ribuan orang berarak menuju
istana presiden di ibukota. Jumlah demonstran saat menunaikan shalat
Jumat mencapai lebih dari juga orang.
- Militer merilis deklarasi nomor dua
yang di dalamnya disebutkan kondisi darurat dan berjanji akan
mencabutnya setelah situasi kembali normal. Pelaksanaan pemilu bebas
dan transparan juga di antara janji-janji militer.
- Omar Suleiman secara mengejutkan
mengumumkan pengunduran diri Mubarak dari kekuasaan yang telah
dicengkeramnya selama 30 tahun. Seluruh wewenang Mubarak diserahkan
kepada militer mesir.
- Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata
Mesir merilis deklarasi nomor tiga yang menyebutkan bahwa dewan ini
akan menggantikan pemerintahan posisi pemerintahan yang tidak didukung
oleh rakyat Mesir.
- Kegembiraan dan suka cita menyelimuti
seluruh Mesir dan dunia Arab setelah rezim Mubarak secara resmi
terguling akibat perlawanan rakyat Mesir selama 18 hari.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Mesir_2011
http://hminews.com/news/inilah-kronologi-18-hari-revolusi-mesir-mubarak-tumbang/
Gambar: dafari.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar