Khutbah Jum'at: Cara Nabi Muhammad Bersyukur
Khutbah pertama:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, washsholatu wasaalamu 'ala nabiyyina Muhammadin wa'ala alihi washahbihi ajma'in.
Ya ayyhuhalladziina amanut taqullaha haqqa tuqatihi wala tamutuuna illa wa antum muslimun.
Amma ba'du
Sidang jum'at yang saya muliakan,
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Allah memerintahkan kita bersyukur: "Wasykuruulii walaa takfuruun", "Bersukurlah kalian kepada-Ku, janganlah kalian ingkar''.
Dan kita juga sudah mengetahui keutamaan bersyukur: "La-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna adzabii lasyadiid", "Jika kalian bersyukur, akan Aku tambahkan (nikmat-Ku) kepada kalian, namun jika kalian ingkar, sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih".
Lantas bagaimana cara bersyukur?
Dalam khutbah jum'at kali ini khatib akan meyampaikan judul khutbah: Cara Nabi Bersyukur.
Hadis riwayat Aisyah Radhiyallahu 'anha , ia berkata:Jika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan salat, beliau berdiri (lama sekali) sampai kedua kaki (telapak) beliau pecah-pecah. Aisyah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: Wahai Rasulullah, kenapa engkau berbuat seperti ini padahal dosamu yang terdahulu dan yang akan datang telah diampuni? Lalu beliau menjawab: Wahai Aisyah, apakah aku tidak ingin menjadi seorang hamba yang bersyukur
Lamanya beliau shalat malam, digambarkan oleh sahabat Nabi, Abu Dzar.
Suatu ketika Abu Dzar Al Ghiffari melihat Rasulullah SAW shalat malam. Ia pun segera bermakmum padanya. Pada rakaat pertama, Rasul membaca QS Al Baqarah dari awal. Beliau terus membacanya sampai ratusan ayat. "Mungkin beliau akan sujud pada ayat yang ke dua ratus," demikian pikir Abu Dzar. Ketika tiba di ayat 200 dan ada jeda, Abu Dzar bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan bacaannya.
Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin beliau akan ruku setelah Al Baqarah ini selesai," demikian pikir Abu Dzar berikutnya. Maka setelah QS Al Baqarah selesai dibaca (286 ayat), Abu Dzar kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca QS Ali Imran.
Maka Abu Dzar membatalkan rukunya. "Mungkin beliau akan ruku setelah selesai membaca Ali Imran," pikir Abu Dzar kembali. Maka ketika Rasul selesai membaca QS Ali Imran (200 ayat), Abu Dzar kembali bersiap untuk ruku. Ternyata, Rasul meneruskan membaca QS An Nisaa'.
Akhirnya setelah QS An Nisaa' selesai dibaca (176 ayat), Rasul bertakbir lalu ruku. Maka Abu Dzar mengikutinya. "Dan rukunya beliau hampir sama lamanya dengan berdirinya," ungkap Abu Dzar.
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa cara nabi bersyukur adalah dengan memperbanyak ibadah sunnah. Dalam kisah tersebut dicontohkan shalat malam. Tentu saja, yang wajib sudah ditunaikan dengan baik.
Oleh karenanya khatib mengajak diri khatib dan jamaah sekalian untuk melaksanakan ibadah wajib dengan sebaik mungkin dan memperbanyak ibadah sunnah. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman bahwa ia menyukai hamba yang melaksankan ibadah yang wajib dan mencintai hamba yang melaksankan ibadah yang sunnah. Dan Allah menyatakan bahwa orang yang seperti itu adalah Wali Allah.
Barkallahu li walakum, wanafa'ani waiyyakum bima fihi minal ayati wadzikril hakim wataqabbal minni waminkum tilawatahu, fastaghfiruhu innahu huwal ghafurur rahim
Khutbah kedua:
Ahamdulillahi rbbil 'alaminAllahumma shalli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad
Ya ayyuhalladzina amanut taqullaha waqulu qaulan sadida, yuslih lakum a'malakum, wayaghfirlakum dzunubakum
Allah mengingatkan kita dalam surat Al Mulk:
"Qul huwalladzi ansya-akum waja'ala lakumus sam'a wal abshara wal af-idah, qalilan ma tasykurun"
"Katakanlah Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan, dan hati, sedikit yang bersyukur"
Nikmat Allah tidak bisa dihitung. Wa-in ta'uddu ni'matallahi la tuhshuha.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-Nya yang bersyukur. Aamiin.
Marilah kita berdoa.
Qalallahu ta'ala: Innallaha wamalaikatahu yusholluna alannabi, ya ayyuhalladziina amanu shallu 'alaihi wasallimu taslima.
Allahumma shalli 'ala muhammad wa 'ala ali muhammad.
Lailaha illa anta subhanaka inna kunna minazh zhalimin 3X
Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khasirin 3x
Rabbanaghfirlana waliwalidina warhamna warhamhuma kama rabbana shigara
Allahummaghfir lilmu'minina wal mu'minat, walmuslimina wal muslimat al ahya i minhum wal amwat
Rabbana atina fiddun-ya wafil akhirat hasanah waqina adzabannar
Walhamdulliahi rabbil a'alamin
(Khutbah Firman Fajar di Masjid Ulun Nuha, SMAIT Nurul Fikri, 16 Januari 2015)
(belum diedit)
Komentar
Posting Komentar