Mengenang Wafatnya Husain



Kalau ada teman yang meninggal, akan lebih "terasa' oleh kita dibanding orang lain yang tidak kita kenal. dalam hati kita bilang, yang sebaya kita sudah dipanggil duluan. Kita harus siap-siap juga.

Ajal tidak memandang usia. Tidak mesti yang lebih tua meninggal duluan. Yang pasti, setiap yang bernyawa pasti akan mati. Tiap manusia telah ditentukan ajalnya ketika dia berada dalam kandungan pada usia janin 120 hari. Selain ajal, ditentukan juga: rizqi, jodoh, dan musibah.

Kita tidak tahu kapan ajal menjemput kita. Kita tentu ingin mati dalam keadaan husnul khatimah. Oleh karenanya kita harus selalu siap sedia. Untuk berubah, jangan menunggu nanti.Jangan menunggu ada momen yang bisa menggugah kita.

Dulu saya ingin berubah namun dengan cara mimpi bertemu nabi. Dari cerita yang pernah saya dengar waktu kecil, orang yang mimpi bertemu dengan nabi, perilakunya akan berubah. Sampai saat ini saya belum pernah mimpi bertemu nabi.

Kalau memang bertemu dengan peristiwa yang menggugah kesadaran, patut disyukuri. Ada satu pengalaman yang membuat saya semangat untuk berubah. Saya pernah bermimpi, saya melayang dan melihat ke bawah tampak badan saya dan badan kakak saya, saya panik, saya sudah meninggal, padahal saya belum siap. Karena takut, saya terbangun. Sejak itu saya semakin berubah.

Yang lebih dahsyat lagi, mimpi tante saya, melihat orang-orang berjalan di shiroth, jembatan di atas neraka menuju surga.

Jangan menunggu pengalaman seperti itu. Tumbuhkan motivasi internal dengan pemahaman.

(Mengenang wafatnya Husain Abdurrahman, Kelas XI MIIA 1, SMAIT Nurul Fikri, Januari 2015)

Komentar