Konflik Partai Golkar Terburuk
Konflik yang terjadi di dalam tubuh Partai Golkar
semakin meruncing dan bahkan memicu tindakan
kekerasan antara pendukung dua kubu.
Masing-masing pihak bersikukuh untuk menggelar
Munas dengan jadwal masing-masing.
Pengamat menilai konflik ini merupakan yang terbesar di
tubuh partai berlambang beringin, setelah reformasi.
Hari Senin (26/11), Tiga puluh empat Pimpinan Daerah
Tingkat I Partai Golkar pro ABurizal Bakri
mengumumkan dukungan mereka terhadap pelaksanaan
Musyrawarah Nasional IX Partai Golkar yang akan
digelar di Bali mulai 30 November mendatang.
Sementara kalangan anti Aburizal Bakri,
mengatasnamakan rapat pleno DPP Golkar justru
memecat Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus
Marham, dan membentuk Presidium Penyelamat Partai
Golkar, yang mengagendakan Munas Desember
mendatang.
Persoalan diperumit dengan pernyataan Menko
Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno yang menyarankan
penundaan Munas (pendukung Aburizal Bakri) di Bali,
dan mempertanyakan izin penyelenggaraannya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad yang
berkubu di Aburizal Bakri mengatakan pelaksanaan
Munas versi mereka sesuai dengan keputusan rapimnas.
Ia mengatakan, tidak mempermasalahkan kalangan
Golkar lain yang tidak sepakat.
"Bikin tim (penyelamat) silakan saja, haknya tiap
anggota bikin sesuatu."
"Mereka ingin merebut (jabatan) ketua umum, (jadi)
mereka bikin (tim penyelamat partai) itu ya silakan,"
kata Fadel.
Menurut dia, dukungan terhadap Aburizal Bakrie untuk
kembali menjabat sebagai ketua menguat.
Ia menyebut, Golkar dari kubunya juga akan
memunculkan kader-kader muda di Munas nanti.
Konflik terparah
Di pihak lain, Presidium Penyelamat Partai Golkar
menyatakan keputusan rapat pimpinan nasional di
Yogyakarta beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan
aturan partai, karena diputuskan sepihak oleh kelompok
pendukung Abrurizal Bakrie. "Di Organisasi manapun tidak ada rapat yang hanya
satu kali," kata Agun Gunandjar dari presidium.
"Ini tentang nasib Golkar lima tahun kedepan,
bagaimana mengatisipasi populasi yang akan banyak
sekali pemilih pemula, karena pemilih Golkar kebanyakan
sudah meninggal atau sudah tua."
Perpecahan dalam tubuh Partai Golkar ini merupakan
yang terburuk sejak masa reformasi. Sebelumnya,
konflik hanya terjadi di tingkat elit partai warisan orde
baru itu, yang menyebabkan sejumlah tokoh keluar dan
membentuk partai politik baru, seperti Wiranto dengan
Hanura, Prabowo Subianto mendirikan Gerindra dan
Surya Paloh memimpin Partai Nasdem setelah kalah
dalam Munas di Riau pada 2010 lalu.
Pengamat politik Djayadi Hanan mengatakan konflik
Golkar sekarang ini meruncing karena adanya
ketidakmampuan pemimpin partai untuk mencari solusi
konflik internal dan lebih mengedepankan sikap otoriter
dengan memecat kader yang berbeda pendapat dengan
elit partai.
Bisa ditinggalkan
Djayadi mengatakan jika konflik ini tidak dapat
diselesaikan diperkirakan Partai Golkar akan justru
ditinggalkan para pemilih.
" It's now or never. Jadi Golkar bisa jadi partai kecil
kalau masih menampilkan pengurus lama yang
berkuasa, yang tidak berprestasi karena tidak mencapai
target untuk menjadi pemenang pemilu dan mengajukan
capres," jelas Djayadi.
Menurut Djayadi jika ingin bertahan Golkar harus
memunculkan tokoh-tokoh muda seperti yang dilakukan
partai politik lain di Indonesia, agar dapat melakukan
penyegaran.
Djayadi mengatakan sebagai partai senior yang paling
kuat dari sisi kelembagaan dan keuangan Golkar harus
menjadi contoh bagi partai politik di Indonesia, dan
bukan malah terjebak dengan pertarungan politik
internal.
Penyebab : adanya ketidakselarasan antara 2 kubu yg berpikir sesuai
keinginan masing2.
Solusi : mengadakn rapat musyawarah besar dan mengundang pihak ke 3
sebagai tindak mediasi terhadap masalah antara 2 kubu tersebut
URL : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/11/141126_golkar
Bryan Damar XI IPS 1
semakin meruncing dan bahkan memicu tindakan
kekerasan antara pendukung dua kubu.
Masing-masing pihak bersikukuh untuk menggelar
Munas dengan jadwal masing-masing.
Pengamat menilai konflik ini merupakan yang terbesar di
tubuh partai berlambang beringin, setelah reformasi.
Hari Senin (26/11), Tiga puluh empat Pimpinan Daerah
Tingkat I Partai Golkar pro ABurizal Bakri
mengumumkan dukungan mereka terhadap pelaksanaan
Musyrawarah Nasional IX Partai Golkar yang akan
digelar di Bali mulai 30 November mendatang.
Sementara kalangan anti Aburizal Bakri,
mengatasnamakan rapat pleno DPP Golkar justru
memecat Ketua Umum Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus
Marham, dan membentuk Presidium Penyelamat Partai
Golkar, yang mengagendakan Munas Desember
mendatang.
Persoalan diperumit dengan pernyataan Menko
Polhukam Tedjo Edhy Purdjiatno yang menyarankan
penundaan Munas (pendukung Aburizal Bakri) di Bali,
dan mempertanyakan izin penyelenggaraannya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad yang
berkubu di Aburizal Bakri mengatakan pelaksanaan
Munas versi mereka sesuai dengan keputusan rapimnas.
Ia mengatakan, tidak mempermasalahkan kalangan
Golkar lain yang tidak sepakat.
"Bikin tim (penyelamat) silakan saja, haknya tiap
anggota bikin sesuatu."
"Mereka ingin merebut (jabatan) ketua umum, (jadi)
mereka bikin (tim penyelamat partai) itu ya silakan,"
kata Fadel.
Menurut dia, dukungan terhadap Aburizal Bakrie untuk
kembali menjabat sebagai ketua menguat.
Ia menyebut, Golkar dari kubunya juga akan
memunculkan kader-kader muda di Munas nanti.
Konflik terparah
Di pihak lain, Presidium Penyelamat Partai Golkar
menyatakan keputusan rapat pimpinan nasional di
Yogyakarta beberapa waktu lalu tidak sesuai dengan
aturan partai, karena diputuskan sepihak oleh kelompok
pendukung Abrurizal Bakrie. "Di Organisasi manapun tidak ada rapat yang hanya
satu kali," kata Agun Gunandjar dari presidium.
"Ini tentang nasib Golkar lima tahun kedepan,
bagaimana mengatisipasi populasi yang akan banyak
sekali pemilih pemula, karena pemilih Golkar kebanyakan
sudah meninggal atau sudah tua."
Perpecahan dalam tubuh Partai Golkar ini merupakan
yang terburuk sejak masa reformasi. Sebelumnya,
konflik hanya terjadi di tingkat elit partai warisan orde
baru itu, yang menyebabkan sejumlah tokoh keluar dan
membentuk partai politik baru, seperti Wiranto dengan
Hanura, Prabowo Subianto mendirikan Gerindra dan
Surya Paloh memimpin Partai Nasdem setelah kalah
dalam Munas di Riau pada 2010 lalu.
Pengamat politik Djayadi Hanan mengatakan konflik
Golkar sekarang ini meruncing karena adanya
ketidakmampuan pemimpin partai untuk mencari solusi
konflik internal dan lebih mengedepankan sikap otoriter
dengan memecat kader yang berbeda pendapat dengan
elit partai.
Bisa ditinggalkan
Djayadi mengatakan jika konflik ini tidak dapat
diselesaikan diperkirakan Partai Golkar akan justru
ditinggalkan para pemilih.
" It's now or never. Jadi Golkar bisa jadi partai kecil
kalau masih menampilkan pengurus lama yang
berkuasa, yang tidak berprestasi karena tidak mencapai
target untuk menjadi pemenang pemilu dan mengajukan
capres," jelas Djayadi.
Menurut Djayadi jika ingin bertahan Golkar harus
memunculkan tokoh-tokoh muda seperti yang dilakukan
partai politik lain di Indonesia, agar dapat melakukan
penyegaran.
Djayadi mengatakan sebagai partai senior yang paling
kuat dari sisi kelembagaan dan keuangan Golkar harus
menjadi contoh bagi partai politik di Indonesia, dan
bukan malah terjebak dengan pertarungan politik
internal.
Penyebab : adanya ketidakselarasan antara 2 kubu yg berpikir sesuai
keinginan masing2.
Solusi : mengadakn rapat musyawarah besar dan mengundang pihak ke 3
sebagai tindak mediasi terhadap masalah antara 2 kubu tersebut
URL : http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/11/141126_golkar
Bryan Damar XI IPS 1
Komentar
Posting Komentar