Kasus Ahok dan Pendidikan Multikultural
Deskripsi Kasus Ahok
Ahok, gubernur DKI Jakarta, ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama oleh Bareskrim Polri, sehari setelah gelar perkara yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2016.*
Pentingnya Pendidikan Multikultural
Membaca kasus Ahok di atas, semakin terasa pentingnya pendidikan multikultural diajarkan kepada anak-anak sejak dini.
Apa itu pendidikan multikultural?
Untuk memahami pendidikan multikultural, perlu dipahahami terlebih dahulu makna dari masyarakat multikultural dan multikulturalisme.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari banyak kebudayaan dan antara pendukung kebudayaan saling menghargai satu sama lain.
Sedangkan multikulturalisme adalah paham yang beranggapan bahwa berbagai budaya yang berbeda memiliki kedudukan yang sederajat.
Dapat ditarik kesimpulan, penyebab masyarakat multikultural saling menghargai satu sama lain adalah kesadaran bahwa mereka -walaupun berbeda- memiliki kedudukan yang sederajat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memberikan kesadaran bahwa masyarakat memiliki beragam budaya, antar pendukung budaya memiliki kedudukan yang sederajat sehingga harus saling menghargai.
Pendidikan multikultural perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Perilaku atau perkataan spontan merupakan buah dari kebiasaan. Alah bisa karena biasa.
Tindakan seseorang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Olehkarena itu menjadi penting terlaksananya proses pendidikan yang bisa membentuk perilaku yang diharapkan.
Allah subhanahu wata'ala telah mengingatkan:
" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(Al Quran surat Al Hujurat ayat 13)
Peringatan dari Allah di atas menjadi pengetahuan dasar tentang keberagaman. Manusia memang Allah takdirkan beragam. Namun keberagaman bukan untuk merendahkan yang lain, melainkan untuk saling mengenal agar bisa bekerja sama. Tidak boleh merendahkan golongan lain karena merasa lebih mulia, karena manusia yang palingh mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
Sebenarnya masyarakat Indonesia sejak dulu sudah terkenal sebagai masyarakat yang bertoleransi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim sudah melaksanakan ajaran "lakum dinukum waliyadin", "bagimu agamu, bagiku agamaku" (Al Quran suarat Al Kafirun ayat 6). Juga perintah Allah:
" ... dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."
(Al Qura surat A An'am ayat 108)
Kasus-kasus konflik antar umat beragama lebih disebabkan adanya provokator dari pihak-pihak yang tidak suka dengan kedamaian yang ada di Indonesia. Untuk mencegah agar generasi muda Indonesia tidak mudah terprovokasi melakukan tindakan yang intoleran, perlu dilaksanakan pendidikan multikultural.
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini harus kita jaga dari berbagai usaha pihak-pihak yang ingin memecahnya. Semoga kasus Ahok menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita doakan semoga Ahok menjadi lebih bijak pada masa yang akan datang. (Firman Fajar)
_______________
* Selengkapnya baca di sini: Kabareskrim: Ahok Tersangka Kasus Penistaan Agama
Ahok, gubernur DKI Jakarta, ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama oleh Bareskrim Polri, sehari setelah gelar perkara yang dilaksanakan pada tanggal 15 November 2016.*
Pentingnya Pendidikan Multikultural
Membaca kasus Ahok di atas, semakin terasa pentingnya pendidikan multikultural diajarkan kepada anak-anak sejak dini.
Apa itu pendidikan multikultural?
Untuk memahami pendidikan multikultural, perlu dipahahami terlebih dahulu makna dari masyarakat multikultural dan multikulturalisme.
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari banyak kebudayaan dan antara pendukung kebudayaan saling menghargai satu sama lain.
Sedangkan multikulturalisme adalah paham yang beranggapan bahwa berbagai budaya yang berbeda memiliki kedudukan yang sederajat.
Dapat ditarik kesimpulan, penyebab masyarakat multikultural saling menghargai satu sama lain adalah kesadaran bahwa mereka -walaupun berbeda- memiliki kedudukan yang sederajat.
Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memberikan kesadaran bahwa masyarakat memiliki beragam budaya, antar pendukung budaya memiliki kedudukan yang sederajat sehingga harus saling menghargai.
Pendidikan multikultural perlu ditanamkan kepada anak-anak sejak dini. Perilaku atau perkataan spontan merupakan buah dari kebiasaan. Alah bisa karena biasa.
Tindakan seseorang sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Olehkarena itu menjadi penting terlaksananya proses pendidikan yang bisa membentuk perilaku yang diharapkan.
Allah subhanahu wata'ala telah mengingatkan:
" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
(Al Quran surat Al Hujurat ayat 13)
Peringatan dari Allah di atas menjadi pengetahuan dasar tentang keberagaman. Manusia memang Allah takdirkan beragam. Namun keberagaman bukan untuk merendahkan yang lain, melainkan untuk saling mengenal agar bisa bekerja sama. Tidak boleh merendahkan golongan lain karena merasa lebih mulia, karena manusia yang palingh mulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa.
Sebenarnya masyarakat Indonesia sejak dulu sudah terkenal sebagai masyarakat yang bertoleransi. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim sudah melaksanakan ajaran "lakum dinukum waliyadin", "bagimu agamu, bagiku agamaku" (Al Quran suarat Al Kafirun ayat 6). Juga perintah Allah:
" ... dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."
(Al Qura surat A An'am ayat 108)
Kasus-kasus konflik antar umat beragama lebih disebabkan adanya provokator dari pihak-pihak yang tidak suka dengan kedamaian yang ada di Indonesia. Untuk mencegah agar generasi muda Indonesia tidak mudah terprovokasi melakukan tindakan yang intoleran, perlu dilaksanakan pendidikan multikultural.
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini harus kita jaga dari berbagai usaha pihak-pihak yang ingin memecahnya. Semoga kasus Ahok menjadi pelajaran bagi kita semua. Kita doakan semoga Ahok menjadi lebih bijak pada masa yang akan datang. (Firman Fajar)
_______________
* Selengkapnya baca di sini: Kabareskrim: Ahok Tersangka Kasus Penistaan Agama
Komentar
Posting Komentar