Dalam Bisnis Tidak Ada Kamus Coba-coba

Ungkapan diatas saya dapatkan dari seorang dai di sebuah kampung pelosok. Beliau tepatnya 100% dai, 100% seorang pengusaha.

Sadar bahwa dalam dakwah tidak hanya dengan modal ceramah, namun juga harus memberikan solusi bagi perut yang lapar. Beliau menghimpun potensi potensi bisnis untuk dikembangkan di binaan dan kantung kantung dakwah nya. Salah satunya dengan mendirikan peternakan telur Puyuh dengan skema kemitraan dengan pengusaha lokal.

Tak kurang hari ini saja kebutuhan telur Puyuh perhari 500 ton, sedangkan kemampuan dari empat kandangnya baru sekitar 5 ton perhari.
Investor tiap kandang pun dari jamaahnya dan masyarakat sekitar dengan skema bagi hasil.

Ibaratnya andaikan hari ada modal 200M untuk membangun peternakan Puyuh disini, itu masih belum mencukupi kebutuhan dari pasar.

Itu baru sektor peternakan, belum lgi sektor sawit yang sedang beliau kembangkan. Begitupula BLK yang megah yang sedang dibangun dilereng bukit yang indah. Itulah dakwah bil Hal sebenarnya, dakwah dengan memberikan contoh dan solusi bagi problem ekonomi umat.

Komentar