Sosialisasi

SOSIALISASI

A. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah  
- suatu proses anggota masyarakat mempelajari norma-norma dan nilai-nilai sosial dimana ia menjadi anggota.
(Soerjono Soekanto)
- proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat
- proses belajar dalam pergaulan sosial budaya
- proses belajar atau diajar/penanaman nilai dan norma sosial

Fungsi sosialisasi : membentuk kepribadian yang baik, yang selaras dengan harapan dan tujuan masyarakat.

B. Tujuan Sosialisasi 
1. Seseorang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik. 
2. Seseorang dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan / nilai dan norma masyarakat.
3. Seseorang akan lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan sosialnya.
4. Seseorang akan menyadari eksistensi dirnya terhadap masyarakat di sekelilingnya.

C. Tahap-tahap Sosialisasi menurut George Herbert Mead 

1.  Tahap persiapan (Preparatory stage)
- Anak sejak lahir sudah diajar sedikit-sedikit oleh orang tuanya, seperti diajak berkomunikasi.
  
2. Tahap meniru (Play stage)
Anak mulai belajar meniru atau mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya, seperti menirukan peran seorang polisi, dokter, dan lain-lain.
-Anak belum bisa memahami isi peranan yang ditirukannya, seperti menirukan peran dokter, ia belum paham mengapa dokter memeriksa pasien.

3. Tahap siap bertindak (Game stage)
- Anak tahu peran yang harus dijalankannya.
- Anak tahu peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Contoh : seperti dalam pertandingan, anak tahu peran yang harus dijalankannya dan harapan terhadap orang-orang yang bermain bersamanya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized stage/Generalized other)
- Seseorang mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat
- Seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain karena telah memahami peranannya sendiri dan peran orang lain dengan siapa dia berinteraksi
- Seseorang dianggap telah dewasa, menyadari pentingnya norma, dan berperilaku sesuai dengan norma masyarakat.

D. Teori Sosialisasi Menurut Charles H. Cooley (Teori Looking Glass Self/Cermin Diri)
Menurut Charles H. Cooley, konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. 

E. Jenis/Bentuk Sosialisasi 
1. Sosialisasi primer
merupakan sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, dimana ia menjadi anggota masyarakat. Misalnya: keluarga.
2. Sosialisasi sekunder
merupakan proses setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakat.  Misalnya: teman sebaya.

Ada beberapa macam sosialisasi sekunder, antara lain :
a. Desosialisasi dan resosialisasi
Merupakan proses sosialisasi dimana seorang individu mengalami pencabutan diri yang dimilikinya (desosialisasi), yang kemudian seseorang tersebut diberi suatu diri yang baru  (resosialisasi). Hal ini erat kaitannya dengan :
*Institusi total (total institutions).
Goffman mengatakan bahwa institusi total merupakan suatu tempat tinggal dan bekerja yang di dalamnya sejumlah individu dalam situasi sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung dan diatur secara formal. Contoh yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari adalah rumah sakit jiwa (RSJ), lembaga pemasyarakatan (LP) dan sekolah kemiliteran. 
*Cuci otak (brainwashing).
Proses sosialisasi model ini biasanya menggunakan praktek penekanan baik fisik dan psikologis, yang kemudian pada akhirnya individu ini menaati segala perintah yang ditujukan kepadanya. Teknik yang digunakan dapat berupa teknik pengendalian terhadap pemikiran dan tindakan seperti isolasi, ancaman, siksaan, pembatasan tidur atau makanan para tahanan yang diarahkan untuk membuat pengakuan palsu, mengkritik diri mereka sendiri dan ikut serta dalam kegiatan propaganda musuh. Hal ini bisa dialami oleh para tahanan perang dan anggota dari kelompok teroris.
b. Sosialisasi antisipatoris (anticipatory socialization)
merupakan suatu bentuk sosialisasi sekunder yang mempersiapkan seseorang untuk peran baru. Contohnya antara lain adalah menjelang saat kita beralih pendidikan menuju jenjang yang lebih tinggi (dari SMA ke Perguruan Tinggi), saat sekolah menuju dunia kerja, saat dunia kerja menuju ke kehidupan pensiun, atau dari seorang bujangan menjadi istri atau suami. 


F. Tipe Sosialisasi
1. Formal : melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat, mempunyai aturan tertulis yang cukup detil
    Contoh : pendidikan di sekolah
2. Nonformal : melalui lembaga yang dibentuk oleh masyarakat, mempunyai aturan tertulis secara global
    Contoh : lembaga kursus
3. Informal : dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan.
    Contoh : antara anggota keluarga, antara teman sebaya, sesama anggota klub

G. Pola Sosialisasi

a. Sosialisasi represif : mengutamakan ketaatan anak kepada orang tuanya.
Cirinya:
1) menghukum perilaku yang keliru.
2) menekankan kepatuhan anak kepada orang tua
3) komunikasi sebagai perintah
4) sosialisasi berpusat pada orang tua
5) anak memperhatikan harapan orang tua
6) hukuman dan imbalan bersifat material
7) peran keluarga sebagai significantt other (satu-satunya pihak yang berpengaruh pada anak)
Contoh :
Pak Herman menginginkan anaknya selalu disiplin dalam hidup. Ia sering memarahi dan bahkan memukul setiap kali anaknya tidak disiplin.

b. Sosialisasi partisipatif / partisipatoris : mengutamakan adanya partisipasi pada anak.
Cirinya:
1) memberi imbalan bagi perilaku baik
2) otonomi pada anak
3) komunikasi sebagai interaksi
4) sosialisasi berpusat pada anak
5) orang tua memperhatikan keinginan anak
6) hukuman dan imbalan bersifat simbolik
7) keluarga menjadi generalized other (salah satu diantara sekian banyak pihak yang berpengaruh pada anak)
Contoh : dalam pemilihan jurusan, anak berhak untuk menentukan pilihan, orang tua hanya memberikan arahan atau pertimbangan.

H. Agen/media Sosialisasi

1. Keluarga
Peran keluarga :
- membekali keimanan dan ketaqwaan
- pemahaman pada nilai dan norma sosial

Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'id] telah menceritakan kepada kami ['Abdul 'Aziz Ad Darawadri] dari [Al 'Ala] dari [bapaknya] dari [Abu Hurairah] bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya sebagai seorang yahudi, nasrani dan majusi (penyembah api). Apabila kedua orang tuanya muslim, maka anaknya pun akan menjadi muslim. Setiap bayi yang dilahirkan dipukul oleh syetan pada kedua pinggangnya, kecuali Maryam dan anaknya (Isa). (Hadits Muslim Nomor 480, Shahih 


2. Sekolah 
    Berperan bagi pembentukan sikap dan watak anak, terutama seperti kedisiplinan, cinta tanah air, saling kerja sama, dan toleransi dalam hidup bermasyarakat. 


3. Kelompok pergaulan / Teman sepermainan  
Contoh sosialisasi yang bersifat otoritatif:
Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, seorang anak secara bebas tanpa paksaan dapat menerima ataupun menolak perilaku yang baik sesuai nilai dan norma sosial.
Keterlibatan remaja dalam kasus penggunaan narkoba lebih dominan disebabkan adanya pengaruh sosialisasi dari teman sepermainan.


4. Media massa : cetak atau elektronik.

Contoh pengaruh negatif media elektronik :
Arman yang dulunya berambut hitam tiba-tiba mengubah warna rambutnya menjadi pirang. Tindakan Arman tersebut dilakukan setelah sering melihat artis idolanya di televisi yang juga berambut pirang.


Faktor-faktor penghambat dalam sosialisasi:
a. Kemampuan berbahasa
b. Kepandaian bergaul
c. Kehidupan masyarakat yang terisolir
d. Kesulitas dalam melakukan komunikasi
e. Hambatan alam
f. Adanya perbedaan kelakuan antara satu individu dengan individu lain
g. Perubahan dalam masyarakat akibat modernisasi
h. Terjadinya kesenjangan kebudayaan antarkelompok dalam masyarakat


KEPRIBADIAN

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seorang individu
1. Warisan biologis
Contoh: IQ, keramahtamahan, rasa malu, perilaku kompulsif, dan kemudahan dalam pergaulan sosial.
Perilaku Kompulsif adalah suatu gangguan anxeietas (kecemasan) di mana pikiran dipenuhi dengan pikiran yang menetap dan tidak dapat dikendalikan dan individu dipaksa untuk terus-menerus mengulang tindakan tertentu. Contoh perilaku kompulsif: mencuci tangan berulang.
2. Lingkungan fisik
Contoh: Suku Ik dari Uganda, mengalami kelaparan karena hilangnya tempat perburuan, sehingga mereka menjadi kelompok yang tamak, rakus, tidak memiliki keramahan, tidak suka menolong, dan tidak mempunyai rasa kasihan
3. Kebudayaan
Contoh :  
- Keluarga suku Bugis-Makassar mendidik  putra-putrinya dengan simbol sipakatau-sipakalebbi (saling menghargai  dan menghormati) sebagai pegangan dalam bertingkah laku.
- Bapak dan Ibu Sosro yang berasal dari Jawa  Tengah mendidik putra-putrinya  secara adat/tradisi kejawen, dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo  (bahasa yang halus) untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua.
- Laki-laki digambarkan sebagai sosok yang dapat melindungi, tegar,  tegas, dan tanggung jawab sedangkan perempuan lebih lembut dan penuh  kasih sayang.
4. Pengalaman kelompok
Contoh: kepemimpinan
5. Pengalaman unik 
Contoh: pengalaman anak pertama yang membentuk pribadi tertentu, berbeda dengan anak kedua

Hubungan antara sosialisasi dan kepribadian:
kepribadian terbentuk karena proses sosialisasi.


Referensi

Niniek Sri Wahyuni dan Yusniati. 2007. Manusia dan Masyarakat, Pelajaran Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Ganeca Exact.
Suntari, Sri dan Lilik Tahmidaten. Modul Guru Pembelajar Mata Pelajaran Sosiologi Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelompok Kompetensi A. Jawa Timur: PPPPTK PKn dan IPS 
Soal UN Sosiologi SMA 2008, 2009, 2010
http://pengantar-sosiologi.blogspot.com/2009/04/bab-6-sosialisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
https://tafsirq.com/hadits/muslim/4807 
George Herbert Mead: Stages of The Self

Komentar