Semua Agama Benar? Jangan Bermain-main dengan Risiko Dunia Akhirat

 🌍🌺 SEMUA AGAMA BENAR? JANGAN BERMAIN-MAIN DENGAN RISIKO DUNIA - AKHIRAT 🌿


Bismillaah (dengan nama Allaah, Tuhan Yang Maha Esa).


Mungkin karena kurang mengaji Agama, kurang paham Sejarah Dunia dan Sejarah Agama-agama, sejarah Indonesia, makna Pancasila dan UUD 1945 serta Kebhinnekaan yang benar, pengaruh nasfu-syahwat Duniawi, dsb.; ada tokoh masyarakat yang mengatakan:


"Semua Agama itu benar di mata Tuhan."

Padahal rata-rata semua Agama justru menyatakan bahwa ajaran dan penganut Agama lain, adalah tidak benar.

Kalau saja semua Agama itu memang benar - sebagaimana keyakinan dan kelakuan buruk kaum Pluralis Agama (yang menyatakan bahwa semua Agama adalah benar saja) bahkan kaum Sinkretis (yang mencampur-adukkan agama-agama) - maka:


Orang yang percaya bahwa Tuhan ada tiga, bahwa Tuhan menjelma menjadi makhluk, bahwa Tuhan mempunyai anak, bahwa Tuhan membuahi manusia perempuan, bahwa ada kekuatan yang mengatur Alam Semesta selain Tuhan, dsb.; tidak akan keberatan dengan prinsip Islaam, Ketuhanan Yang Maha Esa, Tawhiid, dengan 124.000 nabi dan rosul sejak awal jaman ini:


🌺 Bahwa Allah, Tuhan, adalah Maha Esa (*), Tuhan tidak sama dengan makhluk yang manapun, Tuhan tidak memerlukan mempunyai orangtua, anak, istri, saudara, sekutu, dsb.


(*) Sama dengan sila I Pancasila, sama dengan  dasar negara di pasal 29 ayat 1 UUD 1945 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa, dan bahwa nama Allah - Tuhan Yang Maha Esa - dituliskan di Pembukaan UUD 1945.

Satu dalil mudahnya dalam Islaam - di antara ada banyak sekali dalil lain - ada di Q. S. Al Ikhlas, yang biasanya, anak PAUD, TK pun sudah hapalkan ini.


Entah, apakah tokoh itu - dan kawan-kawannya - hapal surah Al Ikhlas ini, atau tidak?

Konsekuensi amat serius dari menganggap bahwa semua Agama adalah benar, adalah bahwa juga - dengan sendirinya - semua Agama justru:


Tidak ada yang benar.


Ini Agnostisme (meragukan semua Agama). Bahkan Atheisme (meyakini bahwa tidak ada Tuhan (dan AgamaNya). Kafir (*)


(*) Arti kata "Kafir" di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah:


ka·fir n orang yang tidak percaya kepada Allah dan rasul-Nya.

Mereka jadi yakin, percaya, bahwa satu Tuhan, sama saja dengan tiga Tuhan, sama saja dengan banyak Tuhan, sama saja dengan Animisme, sama saja dengan Dinamisme, sama saja dengan Mistikisme, sama saja dengan Agnostisme, sama saja dengan Atheisme, dsb.


Bahkan itu semua jadi harus digabungkan macam menjadi Sinkretisme, hingga variasi Spiritualisme, dll., dsb. jenis kesesatan.

Dan sungguh, tentu saja, asal-usul paham Puralisme itu sendiri, sama-sekali bukanlah dari Islaam, agama Ketuhanan Yang Maha Esa.


Melainkan dari paham Sekulerisme Barat berdasarkan aliran filsafat Rasionalisme, yang meminggirkan Agama, yang juga menjadi dasar dari paham Modernisme (Masa Modern) Barat.


Dunia Barat (Kristen) sejak masa akhir Abad Pertengahan yang sangat dominan berdasarkan Katholik dengan prinsip "credo et intelligam (iman diletakkan di atas logika, hingga kebebasan berpikir menjadi amat dikekang, dikerdilkan) - yang lalu dilawan dengan sengit oleh kaum Sekuleris-rasionalis dan kaum Protestan - lalu berlanjut ke masa Renaissance, lalu ke Masa Pencerahan (Enlightenment, Aufklārung), hingga masa Sekulerisme-Modern dengan prinsip "cogito ergo sum" (aku hidup karena aku berpikir), mengalami trauma konflik dan perang mengerikan antara penganut Kristen Katholik versus penganut Protestan, juga versus penganut Kristen Orthodoks, Gereja Timur, Mormon, dst.


Contoh:

Di tahun 1527 Masehi, di Paris, Perancis, terjadilah peristiwa sangat mengerikan yang disebut sebagai "The Saint Bartholomeus Day’s Massacre". Dalam satu hari satu malam sebanyak sekitar 10.000 jiwa orang Protestan dibantai oleh orang Katholik (dan tentaranya). Atas perintah penguasanya dan tokoh agamanya.


Juga perang panjang - sampai sekarang - antara kaum Katholik versus Protestan Irlandia, perang Inggris yang keluar dari Katholikisme versus Spanyol dan Vatikan, dsb.


Kita, kaum Muslimiin penganut Ketuhanan Yang Maha Esa, tentu juga masih ingat:


Ribuan kaum Muslimiin dan Yahudi, dirampoki, disiksai, diperkosai, dibunuhi, dst.; karena bukan Kristen. Lihatlah ratusan tahun Perang Salib, juga Reconguista Spanyol (Spanish Inquisition), dst., yang menjadikan Muslimiin dan Yahudi sebagai sasaran kedholiman kaum Katholik itu.

Peristiwa-peristiwa mengerikan macam inilah - dan lain-lain - yang lalu mengilhami revisi Teologi Katholik dalam Konsili Vatikan II (1962-1965).


Semula diyakini dalam Katholik bahwa ada prinsip, credo:


"Extra ecclesiam nulla salus (outside the church, no salvation)."


Arti: "Tak ada keselamatan di luar Gereja."


Lalu diubahlah bahwa kebenaran dan keselamatan itu bisa saja ada di luar Gereja (juga di luar agama Katholik/Protestan).

Namun kenyataannya, ini tak konsisten. Misalnya, pihak mereka terus saja melakukan Kristenisasi, Pemurtadan terhadap umat Islaam - utamanya - dan Agama lain. Bahkan ini sampai ke konsekuensi Poleksosbdhankam!


Jika saja - sesuai keputusan Konsili itu - Agama Islaam mereka yakini juga benar, lantas mengapakah Kristenisasi - dengan dalih 'penyampaian kabar baik, kabar keselamatan' - terus saja berlangsung? Dengan berbagai cara, hingga cara-cara kotor, biadab?

Sungguh, dalam Islaam, dalam agama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan 124.000 nabi sejak awal jaman ini, tentu saja, ditolaklah paham bahwa ada 2 Tuhan (Binaritarian), ada 3 Tuhan (Trinitarian), ada Dewa-dewi yang disetarakan dengan Tuhan, bahwa Dewa-dewi mempunyai anak setengah Dewa di Bumi, bahwa Ketuhanan itu hanyalah khayalan, bahwa Ketuhanan itu adalah Filsafatis, bahwa Tuhan sudah mati, bahwa Tuhan pernah disiksai hingga mati lalu hidup kembali, dst.

Yang paham ini, berkonsekuensi serius ke turunan cara hidup masing-masingnya, dan akibatnya nanti di Akhirat!

Ada banyak sekali ayat yang menjamin ini di Al Qur'aan (dan juga di Hadits dan ijma' kaum Salafush Sholih). Beberapa di antaranya, di bawah ini.


🌺 Allaah Subhaanahu Wa Ta'aala (Tuhan Yang Maha Esa Yang Maha Suci dan Maha Tinggi) yang telah mengutus 124.000 nabi dan rosul, telah berfirman:


لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْئًـــا اِنْ اَرَا دَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُ مَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


Sungguh, telah kafir orang yang berkata, "Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam."


Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?"


Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Beliau menciptakan apa yang Beliau ehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


(Q. S. Al-Ma'idah ayat 17)


🌺


لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ ثَا لِثُ ثَلٰثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ اِلٰهٍ اِلَّاۤ اِلٰـهٌ وَّا حِدٌ ۗ وَاِ نْ لَّمْ يَنْتَهُوْا عَمَّا يَقُوْلُوْنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ عَذَا بٌ اَ لِيْمٌ


Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa.


Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.


(Q. S. Al-Ma'idah ayat 73)


🌺


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ


Sungguh kaum kafir dari kalangan Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan kaum musyrik (akan masuk) ada di Neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.


(Q. S. al-Bayyinah ayat 6)


🌸


وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ


“Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun dari umat ini, baik Yahudi maupun Nasrani, yang mendengar tentang (risalah)-ku, kemudian ia mati dalam keadaan tidak mengimani risalah yang aku bawa, melainkan ia akan menjadi penduduk neraka.”


(H. R. Muslim)


Dan lain-lain.

Juga simaklah:


🌺


اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ


Sesungguhnya agama di sisi Allaah adalah Islaam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.


(Q. S. Aali 'Imraan ayat 19)


🌺


قُوْلُوْۤا اٰمَنَّا بِا للّٰهِ وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَمَاۤ اُنْزِلَ اِلٰۤى اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَ الْاَ سْبَا طِ وَمَاۤ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَمَاۤ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْ ۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ


Katakanlah:


"Kami beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa serta kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami berserah diri kepada-Nya."


(Q. S. Al-Baqarah ayat 136)


🌺


كَا نَ النَّا سُ اُمَّةً وَّا حِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَ نْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِا لْحَـقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّا سِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَـقِّ بِاِ ذْنِهٖ ۗ وَا للّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ


Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allaah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan.


Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberikan keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.


Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri.


Maka dengan kehendak-Nya, Allaah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allaah memberi petunjuk kepada siapa yang Beliau kehendaki ke jalan yang lurus.


(Q. S. Al-Baqarah ayat 213)


🌺


يٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ قَدْ جَآءَكُمُ الرَّسُوْلُ بِا لْحَـقِّ مِنْ رَّبِّكُمْ فَاٰ مِنُوْا خَيْرًا لَّـكُمْ ۗ وَاِ نْ تَكْفُرُوْا فَاِ نَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا


Wahai manusia!


Sungguh, telah datang Rosul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah (kepada-Nya), itu lebih baik bagimu.


Dan jika kamu (memilih menjadi) kafir, (itu tidak merugikan Allaah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allaah-lah apa yang di langit dan di bumi.

Allaah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

(Q. S. An-Nisaa' ayat 170)

Jadi jangan sampai menukar keselamatan dengan kesesatan.

Ingat, 'Aqidah berdasar kata 'Aqd. Artinya: Ikat (an). Lepas dari ikatan, perjanjian ini, dengan Tuhan Yang Maha Esa, Al Ilaah, Allaah, Sang Pencipta Dunia dan Akhirat, maka tentu saja, jadi hancurlah segalanya.


Na'uudzubillaahi min dzaliik

Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiiin.

- Komisi Nasional Anti Pemurtadan wilayah Jawa Timur -

Komentar