Jangan Putuskan Layang-Layangmu
💝 Jangan Putuskan Layang-Layangmu
--------------------------------
@Arsal Sjah
Betapa sering terjadi, seseorang mencurahkan hatinya (curhat). Menceritakan permasalahan keluarga yang dihadapinya kepada seseorang atau sesuatu dengan harapan mendapatkan solusi atas permasalahannya itu. Membantunya mengontrol emosi yang hampir lepas kendali, menguatkan jiwa yang mulai rapuh, memadamkan amarah yang mulai membakar dan menstabilkan kembali keseimbangan diri yang hampir berantakan.
Akan tetapi, jauh panggang dari api bahkan bak mencoreng muka sendiri atau malah mengoyak kain tenun yang seharusnya dijahit kembali.
Bukannya membantu mengontrol emosi yang hampir lepas kendali tetapi justru merusak kendali yang seharusnya diperbaiki.
Bukannya menguatkan jiwa yang mulai rapuh tetapi justru melumpuhkannya hingga terkapar tak berdaya.
Bukannya memadamkan amarah yang mulai membakar tetapi justru menyiraminya dengan bensih hingga menghanguskan yang sebelumnya masih terselamatkan.
Bukannya menstabilkan kembali keseimbangan diri yang hampir berantakan tetapi justru menghancurkan timbangan diri yang masih dimiliki.
Pada akhirnya terjadilah fenomena layangan putus hingga berjilid-jilid, berepisode-episode yang serialnya seperti drama Dynasti, Tersanjung, Cinta Fitri, Ikatan Cinta atau bahkan Tukang Bubur Naik Haji.
Layang-layang yang hilang keseimbangannya bukan menjadi stabil tetapi justru terbalik menukik ke bawah. Benang layang-layang yang rapuh tetapi justru diadu dengan gunting yang memutuskannya.
Pada akhirnya, layang-layang itu putus karena diputuskan oleh mereka yang bukan pemiliknya. Diputuskan di pangkalnya dengan 'gunting' bukan diputuskan oleh kematian di ujungnya karena sudah waktunya untuk kembali.
Tak hanya putus tetapi layang-layang itu koyak dan hancur berkeping-keping.
Tak hanya menimbulkan duka dan air mata tetapi malah melebarkan luka, memperbesar kebencian dan menyuburkan permusuhan hingga dendam kesumat di dalam jiwa kepada seseorang yang pernah bergandeng bersama di dalam perjalanan dan bermesra di dalam dalam peraduan.
Maka hari ini aku ingin mengingatkan,
Saudaraku, berhati-hatilah dalam mencari sandaran atas permasalahan yang kau hadapi.
Saudaraku,
Berhati-hatilah dalam memilih suara yang kau harapkan menjadi penyejuk hati yang sedang membara.
Saudaraku,
Pandai-pandailah menjaga 'aurat' dirimu dan pasanganmu jangan diumbar kepada sembarang orang atau sembarang media.
Saudaraku,
Belajarlah bertanggungjawab dengan amanah yang diberikan seseorang kepadamu. Jika tak mampu memberikan solusi, setidaknya jangan menjadi pengeras suara (loud speaker) yang membeberkan aib rumah tangga seseorang yang sebenarnya berharap mendapatkan keteduhan darimu, sekalipun kau melakukannya atas nama membelanya atau agar menjadi pelajaran hingga tak terjadi pada orang lain. Jangan, jangan lakukan itu, selain tak amanah, justru hal itu adalah wujud dari sikap melewati batasanmu yang akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti. Bahkan, rumah tangga temanmu yang seharusnya kau selamatkan dari kekhilafan mereka, justru tanganmu sendirilah yang memporak-porandakannya.
Cukuplah ucapan manusia mulia yang sama-sama kita cintai, Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam menjadi peringatan untuk kita,
"Berlindunglah pada Allah 'Azza wa Jalla dan tutuplah aibmu!"
(HR. Ahmad)
"Ada seorang hamba yang berbicara dengan satu kalimat yang membuat Allah SWT ridho padanya tanpa disadarinya, Allah angkat derajatnya karena kalimat itu.
Dan ada seorang hamba yang berkata dengan satu kalimat yang membuat Allah SWT murka padanya tanpa disadarinya, lalu Allah jebloskan ia ke dalam neraka Jahannam karena kalimat itu."
(HR. Bukhari)
#selamatkanlayanganmu
#jadijarumjanganjadigunting
#tutupaibmu
#janganputuskanlayanglayangmu
Depok, 24 Januari 2022
08.05
Arsal Sjah
Komentar
Posting Komentar