Puncak Keimanan
*Hakikat Iman*
قال الفضيل بن عياض -رحمه الله- : لا يبلغ العبد حقيقة الإيمان حتى يعد البلاء نعمة والرخاء مصيبة وحتى لا يحب أن يحمد على عبادة الله
Al-Fudhail bin Iyadh -rahimahullah- berkata, " *Seorang hamba belum mencapai puncak keimanan hingga ia menganggap ujian/musibah sebagai nikmat dan sebaliknya nikmat sebagai musibah, serta ia tidak suka dipuji atas ibadahnya kepada Allah*."
Ketika ditimpa musibah, yang ia lihat justru ganjaran dan manfaat yang besar dari musibah tersebut. *Ujian atau musibah adalah bentuk perhatian dan cinta Allah kepada hamba-Nya*. Ada pahala yang besar di balik setiap musibah, bahkan dapat menjadi penghapus dosa.
Musibah juga dapat melatih seseorang *menjadi pribadi yang lebih dewasa dan tegar.*
Sebaliknya ketika diberi nikmat, *seorang mukmin tidak akan lupa diri. Ia justru khawatir jangan-jangan nikmat tersebut adalah bentuk istidraj dari Allah* yang akan membuatnya semakin terjerumus dalam kelalaian dan kemaksiatan. Naudzubillahi mindzalik.
Wallahualam bishshawwab
Komentar
Posting Komentar