Virus Corona Picu Rasisme di Eropa

Virus Corona memicu terjadinya sikap rasis di Eropa. Berikut berita yang dimuat di indonesiainside.id.

Virus Corona Picu Rasisme di Eropa, “Awas Ada Orang Cina Mendekat”

Indonesiainside.id, Paris – Virus Corona membuat warga keturunan Cina di Eropa pusing tujuh keliling, mereka dipandang jijik oleh warga kulit putih, dinilai penyebab virus. Sentimen rasisme pun melanda bagi mereka yang bermata sipit.
Warga keturunan Tionghoa menceritakan kepada BBC News, Kamis(30/1), di Prancis dan Kanada mereka mengalami perlakuan rasis di tengah merebaknya wabah virus corona.
Di Prancis melalui medsos mereka menaikkan tagar JeNeSuisPasUnVirus (saya bukan virus) sedangkan di Kanada, restoran Cina menjadi sasaran serangan netizen.
Saat ini, di China telah terjadi 7.000 kasus infeksi virus corona dan 170 orang meninggal. Di Prancis, empat kasus sudah dipastikan, sedangkan di Kanada ada tiga kasus.
Di Prancis warga keturunan Tionghoa sempat marah ketika surat kabar lokal Le Courier Picard memajang berita di halaman utama “Alerte jaune” (Waspadai si Kuning) dan “Le pรฉril jaune?” (Bahaya si Kuning?), dilengkapi foto perempuan Cina memakai masker pelindung.
Surat kabar kemudian bergegas minta maaf, menyatakan mereka tak bermaksud menggunakan “stereotip buruk Asia”.
Stรฉphane Nivet, kepada Licra (Liga internasional anti rasisme dan anti-semitisme), mengatakan tak akan ada surat kabar berani memakai judul berita “Waspada Hitam” menandakan memang ada masalah rasisme di situ.
Seiring menyebarnya tagar, seorang perempuan di kota Colmar, Cathy Tran, menyatakan ketika ia berangkat kerja ia sempat mendengar dua pria mengatakan, “Awas. Ada perempuan Cina ke arah kita.”
“Ketika sedang pulang kerja, seorang pria naik skuter melewati saya sambil berseru agar saya memakai masker,” kata Cathy kepada BBC.
Lou Chengwang juga bercuit di Twitter: “Saya orang China dan saya bukan virus! Saya tahu kita semua takut pada virus, tapi mohon jangan pelihara prasangka buruk.”
Prancis berencana untuk mengirim pesawat ke Wuhan hari Kamis (30/01) untuk mengevakuasi sekitar 250 orang, termasuk warga Uni Eropa non-Prancis.
Kasus keempat di Prancis disebut-sebut menimpa seorang turis China usia lanjut yang sedang berlibur di Paris.
Shana Cheng, warga Paris keturunan campuran Vietnam-Kamboja, mengatakan dirinya juga dipermalukan oleh penumpang bus hari Ahad(26/01).
“Ada perempuan Cina! Dia bakal menulari kita. Dia harus pergi,” Shana mendengar seorang penumpang berkata begitu. Menurut Shana, orang-orang memandangnya “dengan muka jijik, seakan-akan ia virus”.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Webinar Smart Parenting: Mengelola Emosi Menjalankan Ibadah Bulan Ramadhan

Ustadz Adi Hidayat: Seputar Shalat Tahajud

Info Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa Penuh

Lagu Mengharukan tentang Zuhudnya Rasulullah

Ustadz Muhammad Ardiansyah: Thalabul 'Ilmi, Tahshilul' Ilmi dan Barakatul 'Ilmi

Penerimaan Siswa Baru SMP Cendekia BAZNAS 2018/2019

Contoh Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA

Seorang Nenek Masuk Islam karena Pemberian Buku Seorang Anak