Protokol Kesehatan dalam Isolasi Mandiri
Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Dalam situasi pandemic Covid-19 seperti saat ini, semua orang berpotensi tertular virus Corona. Oleh karena itu kita perlu mengendalikan penularan virus dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan secara konsisten. Jika Qodarullah kita tertular dan terkonfirmasi positif sebagai pasien Covid-19 maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Tenangkan mental diri dengan mengucapkan kalimat tarji’ (inna lillaahi wa inna ilayhi roojiu’uun) dan tetap berhusnudzon kepada Alloh atas semua ujian. Kita tidak akan bisa menenangkan orang lain jika diri kita tidak tenang
2. Segera laporkan diri kepada Puskesmas/ Satgas Covid-19 wilayah tinggal masing-masing. Hal ini penting karena kita tentunya memiliki keluarga yang juga perlu dipikirkan kondisinya. Tidak perlu merasa terstigma karena yang mengalami ini tidak kita sendiri dan niatkan bahwa kita melaporkan diri untuk kebaikan diri dan orang-orang disekitar kita. Puskesmas juga akan berkoordinasi siapa saja kontak erat yang perlu dilakukan test PCR
3. Putus rantai dengan segera mengisolasi diri. Ingat, Isolasi mandiri harus segera dilakukan setelah seseorang melakukan swab PCR (masa tunggu hasil) ataupun ketika memiliki gejala.
4. Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah jika : kondisi rumah memiliki kamar tidur dan kamar mandi yang dapat digunakan terpisah dengan anggota keluarga lainnya, tidak memiliki gejala, memiliki gejala ringan (tidak sesak), tidak memiliki komorbid dan pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Jika hal-hal tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan isman di rumah maka pasien harus di isman di tempat khusus isman atau di rumah sakit
5. Prokes Isman di rumah :
a. Segala aktivitas dilakukan di dalam kamar/ area yang terpisah dengan anggota keluarga lainnya
b. Tetap 3M
c. Pastikan ventilasi ruangan isman dapat dibuka agar sirkulasi udara tetap baik
d. Lakukan aktivitas mencuci baju, mencuci alat makan sendiri
e. Anggota keluarga cukup memberikan makanan/ kebutuhan sehari-hari tanpa ada kontak atau bertemu dengan pasien. Misal makanan cukup ditaruh di depan kamar tanpa ada komunikasi langsung
f. Komunikasi cukup dilakukan melalui alat komunikasi/ handphone
g. Pantau diri sendiri dengan melakukan cek : suhu, saturasi oksigen dan tensi jika diperlukan. Semua alat-alat yang dapat dioperasikan secara digital. Laporkan hasilnya kepada anggota keluarga atau tim pemantau puskesmas/ satgas serta kondisi badan setiap harinya/ gejala yang dirasakan
6. Masa isolasi mandiri
a. Pasien yang tidak bergejala, gejala ringan atau sedang cukup isman selama 10 – 14 hari tanpa harus melakukan swab lanjutan. Lama isolasi mandiri ditentukan oleh nakes yang memantau
b. Pasien yang bergejala berat yang dirawat di rumah sakit maka menjadi hak Dokter yang merawat/ RS yang memutuskan berapa lama isolasi mandirinya, diperlukan swab lanjutan dengan hasil negative 1x atau melalui pemeriksaan medis yang ditetapkan oleh dokter yang berwenang
c. Puskesmas akan mengeluarkan surat selesai isolasi mandiri jika pasien ditetapkan telah selesai melakukan isolasi mandirinya.
Demikian, terus jaga kesehatan, tetap semangat, tingkatkan kedekatan dengan Allah.
Komentar
Posting Komentar