Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
Bentuk-bentuk mobilitas sosial:
1. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan dari individu atau objek sosial lain, ataupun sesuatu kelompok sosial menuju kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak ada perubahahan yang terjadi di dalam derajat kedudukan seseorang di dalam mobilitas sosialnyua. Misalnya saja peralihan status kewarganegaraan ataupun pekerjaan. Pak nano awalnya merupakan seorang Guru IPS di SMA. Namun karena merasa tidak cocok dengan lingkungan pekerjaannya, maka dirinya memutuskan untuk pindah menjadi guru IPS di SMP.
2. Mobilitas Sosial Vertikal
Mobilitas sosial vertikal dapat diartikan sebagai bentuk perpindahahn individu maupun objek sosial lainnya serta kedudukan sosial menuju kedudukan sosial lainnya yang kurang atau tidak sederajat. Misalnya, tadinya seseorang kaya kemudian jatuh miskin.
3. Mobilitas Antar Generasi
Secara umum, mobilitas antar generasi dapat diartikan sebagai mobilitas 2 generasi maupun lebih. Semisal generasi ayah-ibu, generasi anak, dan lainnya. Mobilitas ini ditandai dengan adanya perkembangan taraf hidup dalam kehidupan. Entah itu meningkat maupun menurun. Penekanan dari mobilitas ini bukan kepada perkembangan keturunannya tersebut namun perpindahan status sosial yang terjadi dari generasi ke generasi lainnya. Misalnya saja pak Tarjo merupakan tukang becak. Status pendidikannya pun hanya sampai ke tingkat sekolah dasar. Namun kemudian beliau berhasil membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.
Jenis mobilitas ini merupakan peralihan dari status sosial yang terjadi di dalam sebuah generasi yang sama. Contoh dari bentuk mobilitas intragenerasi ini antara lain adalah:
- Banyak mantan-mantan penjuang kemerdekaan Indonesia yang berganti profesi menjadi pebisnis maupun pengusaha.
- Remaja angkata 90an memiliki kesempatan yang cukup luas untuk dapat mengembangkan ilmu iptek dikarenakan hidup di era industrialisasi dan globalisasi.
Komentar
Posting Komentar