Ustadz Abdul Aziz Abdurrouf: Inspirasi dari Surat Al Mulk

*Inspirasi dari Surat Al Mulk*

_Kalimat Mukhoyyam Gurunda Ustadz Abdul Aziz Abdurrouf, Lc., Al Hafidz_


Sabtu, 5 Maret 2022 M/2 Sya'ban 1443 H

__________________

1. Bahwa Allah memiliki kesucian yang tinggi.


2. Terkait kegiatan ber-Al Qur’an 7T (tilawah, tafsir, tahfidz, tadabbur, ta’lim, ta’allum, tatbiq) untuk kita yakini dan katakan: “Allah maha Kuasa menjadikan diri kita mampu ber-Al Qur’an.”


3. Turunnya Al Qur’an secara berangsur-angsur (NAZZALA). Oleh karena itu maka orang yang menghafal Al Qur’an juga berangsur-angsur. Setahap demi setahap. Tidak ada yang gagal bagi orang yang mau ber-Al Qur’an.


4. Penghafal yang baik bukan orang yang gampang “ngambek” kepada Allah dan hafalannya. Siap menghafal berarti siap muroja’ah.


5. Keyakinan kita kepada Allah harus berdasar: WAHUWA ‘ALA KULLI SYAYIN QODIR. Bahkan kekuasaan Allah bisa melampaui hal itu.


6. Dengan mendekatkan diri kepada Allah berupa dekat Al Qur’an akan mendekatkan rejeki dengan santai. Baca: Al Mulk 15.


7. Allah contohkan burung Gagak di surat Al Ma’idah ayat 31: anak burung gagak yang baru lahir ditinggal oleh induknya. Karena perbedaan warna induk dan anaknya. Allah kuasa mendatangkan rejeki anak burung gagak dengan cara keluarnya bau busuk dari anak burung gagak sehingga serangga berdatangan dan menjadi santapan anak burung itu. MAASYA ALLAH. Siapa yang lebih mulia antara anak burung Gagak ataukah manusia yang Allah jamin rejekinya.


8. Interaksi dengan Al Qur’an memunculkan rasa takut (khosy-yah) merupakan bentuk keimanan yang istimewa. 


9. Orang yang menghafal ingin lancar itu manusiawi. Namun “khosy-yatullah” merupakan tujuan utama.


10. Kalau saja Al Qur’an dan khosy-yatullah telah menyatu dengan diri kita, maka segala hambatan menjadi kecil.


11. Orang yang bersegera mendatangi perintah Allah, maka urusan rejeki cukup bisa diraih dengan SANTAI. Beberapa ayat Al Qur’an agar bersegera: FA FIRRUU, SAARI’UU, SAABIQUU, FAS’AU. Di balik lafdz yang berebeda tersebut ada ma’na yang Allah kehendaki.

Wallahu A’lam.

Moch Ikmaluddin

Komentar