Abdurrahman Baswedan: Sosok Nasionalis Berdarah Arab
(Seri 1)
:: *Abdurrahman Baswedan* ::
*(Sosok Nasionalis Berdarah Arab)*
Oleh: Tim Kemudi*
Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan lahir pada 9 September 1908 di Kampung Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Saat masih berusia 20-an tahun, dia gigih mendorong semangat persatuan Komunitas Hadramaut (Yaman) di Nusantara untuk mendukung kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Dia mendirikan wadah Persatuan Arab Indonesia, kemudian berubah menjadi Partai Arab Indonesia. AR Baswedan menyatakan Tanah Air keturunan Arab bukanlah Hadramaut, melainkan Indonesia. "Keturunan Arab sebagai bagian dari bangsa Indonesia," tegasnya. Bersama Umar Baraja, AR Baswedan mengarang Lagu Mars Partai Arab Indonesia. Lirik mars tergambar sikap nasionalis para pemuda keturunan Hadramaut.
Ini salah satu baitnya:
_"Indonesia! Semboyan Persatuanku"_
"Indonesia! Tanah Tumpah Darahku"_
_"Persatuan! Arab Indonesia"_
_"Makin lama makin BERCAHAYA"_
_"Kita tetap SETIA"_
AR Baswedan akrab bergaul dengan tokoh-tokoh nasional, seperti Ir Soekarno, Mochamad Hatta, Mohamad Natsir, Dr Sutomo, Romo Dick Hartoko SJ, Romo Mangunwijaya, Agus Salim, Soetan Sjahrir, Mr Singgih, dan tokoh nasional lain. Suatu saat, Romo Dick Hartoko SJ sedang bersiap memimpin misa bagi umatnya di Gereja Katolik Kota Baru Yogyakarta, salah satu gereja tertua dan terbesar di kota pelajar itu. Ketika Romo Dick mendengar kabar AR Baswedan sakit, Romo Dick spontan meminta jemaat gereja ikut mendoakan kesembuhan tokoh Islam itu. "Peristiwa itu membuat Yogyakarta gempar," ujar Samhari Baswedan, anak bungsu AR Baswedan.
AR Baswedan juga berkarib dengan Yap Kie Tong, dokter mata terkenal di Yogyakarta pada masa itu. Teman dekat lain AR Baswedan adalah Dr Johan Syahruzad, pernah jadi Sekjen Partai Sosialis Indonesia.
Ketika teman-temannya masuk partai, AR Baswedan memilih jalan independen. Kemudian diangkat Menteri Muda Penerangan oleh Perdana Menteri Sjahrir. Juga menjabat Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota parlemen dan Dewan Konstituante serta diplomat pertama yang mendapat pengakuan _de jure_ dan _de facto_ bagi eksistensi RI, yaitu Mesir.
Beberapa tahun kemudian, AR Baswedan bergabung ke Masyumi. Saat Masyumi dibubarkan, dia mendirikan Badan Koordinasi Kebudayaan Islam Yogyakarta dan menjadi pelindung Teater Muslim. Mereka mementaskan drama Iblis tentang kisah Nabi Ibrahim, yang waktu itu tergolong kontroversial. Kawan-kawan satu teater adalah Arifin C. Noer, Abdurrahman Saleh, Taufiq Effendi, WS Rendra, Chaerul Umam dan Syu'bah Asa. AS Baswedan ikut membantu kala 'Si Burung Merak' mementaskan Kasidah Barzanji. "Rumahnya (AR Baswedan) terbuka untuk semua orang. Dia seperti orang tua kami," kata Syu'bah Asa.
Baswedan sangat sederhana dan tidak pernah memikirkan harta material. Sampai akhir hayatnya, AR Baswedan tidak memiliki rumah. Mobil yang dimilikinya adalah hadiah ulang tahun ke-72 dari sahabatnya, Adam Malik, saat jadi Wakil Presiden.
Spirit perjuangan AR Baswedan dilanjutkan keturunannya, seperti Anies Baswedan, pernah menjabat Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah RI pada Kabinet Kerja di era Presiden Jokowi. Cucu lain, Novel Baswedan, adalah penyidik KPK yang ditakuti para koruptor.
Jakarta, 1 Nopember 2016
*Ketua Umum Kemudi*
*Samsuri*
*) Komunitas Entrepreneur Muda Indonesia.
*#JakartaDamai* *#JakartaBaik* *#WargaSantun* *#AniesSandi* *#SalamBersama*
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Komentar
Posting Komentar