Ustadz Muhsinin Fauzi: Menjadi Muslim Produktif dan Persiapan Ramadhan
*Majelis Formula Hati*
28 April 2017
Masjid Al Awwal Depok Jaya
Bersama *Ust. Muhsinin Fauzi*
*"MENJADI MUSLIM PRODUKTIF"* dan *"PERSIAPAN RAMADHAN"*
*A. SEJENAK BERSAMA AL QURAN*
QS Al Fajr 1-30
Kandungan Ayat 15-30 :
a. Sifat dasar manusia bila diberi kemuliaan dan kenikmatan berupa rezeki yg banyak akan menganggap Allah telah memuliakannya. Begitu diberikan rezeki yang sedikit, maka dia merasa Allah menghinakannya. lntinya manusia cenderung cepat putus asa. Ini sifat org yg tdk beriman.
b. Ada hubungan antara sikap orang yang memuliakan anak yatim dan memberikan dorongan atau mengajak memberikan makan kepada orang miskin dengan perkembangan karakter atau akhlaknya.
c. Orang-orang yang mudah sombong saat diberikan rezeki yang banyak dan mudah putus asa saat diberikan rezeki yang sedikit dikarenakan saat kaya tidak pernah memuliakan anak yatim dan memberi makan orang miskin.
d. Bila terbiasa memuliakan anak yatim, maka orang akan mudah memuliakan orang lain. Sementara itu dengan memberi makan org miskin akan terbiasa 'kehilangan', karena dengan memberi makan orang miskin dia telah rela kehilangan sebagian rezeki untuk diberikan kepada yang lain. Dengan memuliakan anak yatim dan memberi makan orang miskin, maka akan terlatih dan terbiasa dalam memuliakan orang dan berbagi dengan yang lain. Ia akan mengalami dinamika hidup yang biasa saja saat kondisi berlebih atau kekurangan.
e. Allah tidak menghinakan seseorang ketika rezekinya sedikit. Begitu pula Allah belum tentu memuliakan seseorang ketika rezekinya melimpah.
f. Agama mengajarkan kepada kita untuk memiliki sikap moderat. Saat harta berlebih atau kurang kita bersikap biasa saja atau normal. Jadi tidak akan memiliki sifat sombong (saat berlebih) dan putus asa (saat kekurangan),
h. Setelah berbicara masalah dunia (rezeki) ayat-ayat selanjutnya berbicara masalah akhirat. Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak larut dalam masalah dunia, karena kelak dunia akan diguncangkan dan manusia menyesal jika sebelumnya tidak pernah melakukan kebajikan (seperti memuliakan anak yatim dan memberi makan orang miskin).
i. Bila bisa melakukan kebajikan, maka manusia akan masuk ke dalam surga-Nya.
*B. MATERI "MENJADI MUSLIM PRODUKTIF"*
*_Inspirasi_*
Hadits : _Allah tidak melihat wajah dan badan kalian, tetapi Allah melihat hati kalian dan amal-amal kalian_
Muslim Produktif itu adalah seorang muslim yang terus memproduksi atau menghasilkan amal kebajikan. Dikarenakan Allah hanya melihat hati dan perbuatan serta dunia tempat berbuat, maka fokus kita adalah berapa banyak kita berbuat. Jadi bagaimana caranya kita bisa menjadi muslim yang banyak perbuatan baiknya.
Manusia akan mengalami 5 fase kehidupan :
- Alam Arwah
- Alam Rahim
- Alam Dunia
- Alam Barzakh
- Alam Akhirat
Di Alam Arwah manusia tidak mempunyai kewajiban apa-apa. Di alam arwah seluruh manusia telah mengikat perjanjian dengan Allah (QS. Al A'raf : 172).
Di Alam Rahim Allah SWT mulai mempersiapkan fisik manusia dari hasil pertemuan sperma dengan sel telur. Di umur 120 hari Allah SWT meniupkan ruh ke dalam fisik. Inilah pertemuan pertama antara ruh dan jasad. Selanjutnya menunggu kesempurnaan bentuk fisik hingga siap dilahirkan ke Alam Dunia.
Setelah lahir ke Alam Dunia hingga proses kedewasaan otak dan lain-lain manusia mulai memasuki usia baligh (9 tahun bagi wanita dan 14-15 tahun bagi laki-laki) atau tanda-tanda baligh telah muncul. Di sinilah manusia mulai dibebani dengan kewajiban-kewajiban. Hingga sampai batas waktu yang ditentukan dicabutlah ruh dari jasad. Saat itulah manusia memasuki Alam Barzakh. Ketika ruh dicabut fisik hanya bertahan 3 hari. Untuk itu Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menguburkan jasad muslim yang sudah meninggal. Saat dikubur jasad masih berada di alam dunia, tetapi ruh sudah pindah ke alam barzakh. Di sini manusia akan menghadapi beberapa pertanyaan. Setelah melewati alam barzah manusia akan memasuki Alam Akhirat.
Di Alam Akhirat fisik dihidupkan kembali, disiapkan kembali dan ruhnya dipadukan kembali dengan fisik, Inilah pertemuan kedua ruh dan jasad. Setelah di akhirat ruh tidak akan dicabut kembali artinya manusia tidak akan pernah mati.
Alam Dunia adalah satu-satunya tempat manusia untuk berbuat dan memilih. Sebelum di alam dunia manusia tidak disuruh berbuat. Begitu juga saat dipindah ke Alam Barzakh manusia tidak disuruh berbuat atau diberikan perintah. Oleh karena itu rumus hidup di dunia itu adalah *bukan seberapa banyak kita dapat, tapi seberapa banyak kita berbuat*. Sepanjang 63 tahun hidup atau lebih dari itu manusia diminta untuk berbuat. Bila kita mencari harta semata-mata supaya kita bisa berbuat baik melalui harta kita. Jadi seberapa besar harta yang dimiliki tidak ada apa-apanya sampai harta itu dirubah jadi perbuatan (menjadi shadaqah, infaq, zakat, da'wah, jihad dan perbuatan baik lainnya). Begitu juga dengan jabatan akan tidak ada gunanya hingga jabatan itu menjadi perbuatan (dipakai untuk memerintahkan kebajikan). Sehat juga tidak ada gunanya sampai sehat itu menjadi modal untuk berbuat baik. Jadi semuanya berorientasi perbuatan baik.
*B.1. UKURAN PRODUKTIVITAS*
*a. Waktu* : titik tekan pada pengisian waktu, artinya waktu yang kita lewati apakah diisi dengan perbuatan baik, perbuatan buruk atau tidak ada perbuatan sama sekali. Waktu 24 jam sehari yang kita lalui apakah akan menjadi kebaikan, keburukan atau tidak ada nilainya (nol). Perbuatan baik yang masuk kategori mahdhah itu sedikit waktunya seperti sholat, tapi yang masuk kategori muamalah cukup banyak waktunya (memasak, menyapu rumah, belajar dll). Sekarang bagaimana waktu yang kita lewati bisa bermakna atau berlalu begitu saja.
*b. Nilai dan Tingkat perbuatan*
*c. Karya yg bermanfaat* : setiap kita bisa memanfaatkan waktu untuk menghasilkan karya yang bermanfaat seperti buku, usaha kecil termasuk juga sekolah (menuntut ilmu).
lntinya: seberapa banyak pundi kebaikan (pahala) yg dikumpulkan.
*B.2. WAKTU*
Surat Al Ashr :
a. Posisi dasar manusia berkaitan dengan waktu adalah rugi.
b. Menjadi tidak rugi jika diisi satu di antara empat : iman, amal shalih, menasehati dalam kebenaran dan menasehati dalam kesabaran. Hal ini dikarenakan waktu akan terus berjalan. Waktu atau detik yang dilewati tanpa nilai kebaikan tidak akan bisa ditarik kembali. Yang paling pokok yaitu iman harus selalu tertanam dalam hati kita. Iman adalah amal (perbuatan) hati yang bisa selalu ada di setiap waktu. Berbeda dengan amal shalih yang ada waktu-waktunya seperti shalat. Menasehati dalam kebaikan dan kesabaran artinya kita telah mengisi waktu kita untuk menanam benih kebaikan. Da'wah yang kita lakukan bila diikuti oleh orang lain, maka pahalanya akan terus mengalir kepada kita atau setiap saat hasil benih kebaikan tersebut akan dapat kita ambil. *Tidak ada pekerjaan yang lebih berdaya manfaat melebihi da'wah {menasehati dalam kebaikan dan kesabaran)*, karena satu detik yang kita lewati bukan berarti kebaikan kita berhenti. Namun akan terus berkembang seiring amal baik yang dilakukan oleh mad'u kita. Oleh karena itu siapapun kita harus bisa mengambil peran da'w'ah sekalipun hanya sekedar mengajak orang lain berbuat baik. Kebajikan selain da'wah akan berhenti saat kita tidak melakukan perbuatan tersebut. Contoh membaca Al Quran akan mendapatkan pahala selama kita membacanya, tapi akan berhenti pahalanya saat kita berhenti menbacanya. Berbeda saat kita mengajak orang lain membaca Al Quran akan terus mendapatkan pahala selama orang itu membaca Al Quran.
c. Dorongan untuk mengisi waktu dgn baik dan berpaling dari hal yg tdk berguna.
*Konsep Manajemen Waktu* :
• *Fokus kepada Tujuan*, biasanya waktu akan berlalu begitu saja karena tujuannya tidak jelas, sehingga waktu menjadi mubadzir. Misalnya kita membaca Al Quran sudah memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk khatam. Jangan sampai hanya sekedar membaca saja, tapi masih ragu apakah mau mengkhatamkan atau tidak.
• *Kuatkan Motivasi*, harus perkuat motivasi kita untuk mengisi waktu dengan baik. Jangan pernah ada keinginan untuk melewatkan waktu tanpa perbuatan baik. Orang yang terbiasa mengisi waktu dengan padat akan merasa tidak nyaman saat waktu tidak diisi dengan perbuatan baik atau waktu dibiarkan kosong tanpa aktivitas apapun.
• *Pilihan perbuatan yang tepat*, kita harus memilih perbuatan yang nilai dan tingkatannya lebih tinggi. Contoh sholat berjamaah di masjid berbeda nilai dan tingkatan pahalanya dibanding sholat sendiri di rumah, sholat berjamaah di shaf pertama berbeda dengan shaf kedua dan seterusnya, menjadi imam berbeda dengan yang menjadi ma'mum.
• *Hindari jebakan pemubadziran*, misalnya menempatkan barang tidak kembali pada tempatnya sehingga kita menghabiskan waktu untuk mencarinya. Contoh sisir yang seharusnya dikembalikan ke tempatnya malah disimpan di tempat lain, sehingga saat mau dipakai harus mencari dahulu ke tempat lain dan ini menghabiskan waktu yang sebenarnya tidak perlu.
*B.3. KARYA*
Karya yg bermanfaat :
• Keluarga dan keturunan yg shoIeh adalah karya
• Lembaga da'wah adalah karya
• Lembaga sosial adalah karya
• Buku, kegiatan adalah karya
• Tulisan di Facebook dan Twitter adalah karya
*PERSIAPAN RAMADHAN*
Ada beberapa hal yang menjadi pokok bahasan Ramadhan :
1. Memahami konsepnya, karena bila salah konsep akan salah perbuatan. Ramadhan saat memperbanyak amal, Ramadhan saat penghapusan dosa, Ramadhan saat pencucian diri adalah di antara konsep yang benar. Berbeda dengan yang memahami konsep bahwa Ramadhan saat menanti THR, Ramadhan saat mengumpulkan uang untuk pulang kampung dan lain-lain.
2. Menentukan atau memahami pilihan-pilihan perbuatan.
3. Modal atau prasyarat yang diperlukan untuk bisa menjalankan Ramadhan dengan baik.
Konsepsi Ramadhan bila dilihat di Surat Al Baqarah : 183 dan juga Hadits Rasulullah SAW : "Barangsiapa shaum Ramadhan dengan iman dan penuh kesungguhan akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
Ayat dan hadits di atas menjelaskan narasi Ramadhan bahwa *Ramadhan itu adalah satu program yang disediakan oleh syariat supaya manusia mukmin bisa menyelesaikan urusannya dengan Allah mengenai penghapusan dosa dan hingga dia bisa mencapai derajat Taqwa*.
Taqwa itu adalah kemampuan diri untuk disiplin dengan hukum Allah. Hasil Ramadhan itu membuat orang super taat. Jadi Ramadhan itu bukan waktu untuk taat, tapi prosedur agar kita menjadi super taat setelah Ramadhan. Jadi kalau setelah Ramadhan malah menurun kualitas ketaqwaannya berarti Ramadhannya tidak sukses. Bila konsepnya sudah benar, maka perbuatannya akan benar.
Apa yang diperbuat dalam rangka menyongsong Ramadhan isinya ada 8 :
1. Yang paling utama namanya *shaum*, fadhilahnya menghapus dosa dan menyongsong taqwa.
2. *Qiyamul lail*. Seluruh sholat sunnah yang dilaksanakan ba'da ba'diyah Isya hingga menjelang Shubuh dinamakan qiyamul lail. Qiyamul lail itu bisa dinamakan dengan Shalat Tahajjud, Shalat Tarawih, Shalat Hajat, Shalat Witir, Shalat Istikharah, Shalat Taubat, Shalat Tasbih.
Ada beberapa catatan terkait dengan qiyamul lail :
a. Namanya bisa berbeda-beda seperti disebutkan di atas.
b. Apakah shalat malam ramadhan itu bagus di rumah atau di masjid? Jawabannya berbeda di kalangan para ulama. Yang mengatakan bagus di masjid karena alasan pertama : Rasul pernah shalat malam Ramadhan 3 kali di masjid. Alasan kedua : karena syi'ar. Yang mengatakan lebih bagus di rumah karena alasan pertama : Rasul paling banyak shalat malam Ramadhan di rumah. Alasan kedua : karena aturan umum shalat sunnah itu di rumah bukan di masjid, sedangkan shalat wajib aturan dasarnya di masjid dan juga di rumah. Untuk kondisi kita saat ini lebih baik dan lebih utama shalat malam Ramadhan di masjid. Namun bila ingin di rumah nambah rakaat saja.
c. Apakah kalau orang sudah witir boleh shalat malam lagi? Jawabannya yang shahih kata Ibnu Umar boleh shalat malam lagi setelah shalat witir. Bahwa shalat witir itu menjadi akhir dari shalat malam ya, tapi tidak berarti dilarang shalat sunnah lagi setelah witir. Namun bagi yang terbiasa bangun malam diupayakan jangan shalat witir dulu sebelum tidur. Hadits ini menyatakan tidak ada pelarangan shalat malam setelah shalat witir.
d. Apakah shalat malam atau tahajjud harus tidur dulu? Jawabannya tidak wajib tidur dulu, karena kembali ke definisi shalat malam di atas. Rasulullah SAW biasanya shalat malam di akhir malam (sepertiga malam terakhir). Meskipun saat shalat malam di masjid dilakukan ba'da Isya. Umar bin Khattab sholat malam ba'da Isya sebelum tidur. Jadi yang mengatakan wajib tidur dulu tidak ada dasarnya. Meskipun demikian sebaiknya tidur dulu supaya ketemu sepertiga malam terakhir serta supaya lebih khusyu. Ini afdhaliyah (keutamaan) saja bukan syarat sah.
e. Jumlah rakaat berdasarkan dari 'Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW shalat malam 11 rakaat. Sementara Ibnu Abbas melihat Rasulullah SAW shalat malam 13 rakaat.
3. *Taubat*
4. *Banyak tilawah Quran*
5. *Banyak berdzikir*
6. *Banyak shadaqah*. Rasulullah SAW lebih dermawan saat bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya.
7. *I'tikaf*, diperbolehkan juga untuk wanita. Para istri harus seizin suaminya.
8. *Banyak berdo'a*
*Modal atau Bekal Ramadhan*
*1. Niat yang kuat untuk menjaga Ramadhan dengan benar*. Kita siapkan semuanya supaya niat tetap kuat. Implementasinya adalah berusaha supaya niat Ramadhan tidak terganggu. Misalnya urusan persiapan Idul Fitri diselesaikan sebelum Ramadhan seperti membeli baju untuk istri dan anak-anak. Jangan sampai puncak amaliah Ramadhan yang berada di akhir Ramadhan dipakai untuk persiapan Idul Fitri (service mobil, bikin kue, mudik dll). Kesibukan lain menjelang Idul Fitri hanya sekedar budaya atau tradisi. Jangan sampai hal ini mengalahkan ibadah Ramadhan.
*2. Ilmu*, pelajari ilmu tentang Ramadhan
*3. Kesehatan*, karena ibadah Ramadhan butuh fisik yang fit atau prima.
*4. Harta*, untuk menambah amaliah Ramadhan selain shaum butuh harta seperti zakat, infaq dan shadaqah atau memberi hidangan buka puasa.
Komentar
Posting Komentar