Contoh Latar Belakang Masalah Penelitian

Judul Penelitian:

PENGARUH MULTIMEDIA POWERPOINT INTERAKTIF DALAM

PEMBELAJARAN IPS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MOBILITAS SOSIAL SISWA” (Penelitian Kuasi Ekspermen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tasikmalaya)


Latar Belakang Masalah:

Paragraf 1

Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus

ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (Pasal 37 UU Sisdiknas).

Pembelajaran IPS memiliki peranan yang sangat penting untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi

sosial masyarakat. menurut Sapriya (2009. hal. 201) Tujuan IPS di SMP/MTS

dijelaskan sebagai berikut :

1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, global.




Paragraf 2

Sesuai dengan tujuan IPS yang telah dikemukakan di atas maka guru

dituntut dalam proses pembelajaran dapat mengaplikasikan model, metode dan

juga memaksimalkan penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat siswa

aktif, sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil

belajar yang maksimal. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan dapat

dipahami akan membuat siswa merasa nyaman sehinga siswa akan termotivasi

untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.




Paragraf 3

Pemahaman konsep merupakan salah satu tujuan pembelajaran IPS,

artinya bahwa materi yang diajarkan kepada siswa lebih dari sekedar hafalan saja.

Sapriya (2007, hal. 7) Materi pembelajaran IPS dipersiapkan untuk menyegarkan

ingatan bukan untuk dihafal. Dalam pembelajaran IPS banyak bidang kajian yang

menuntut siswa untuk memiliki pemahaman konsep pada pada setiap kajian

disiplin ilmu yang ada.




Paragraf 4

Pemahaman konsep sangat lah penting dalam pembelajaran karena dengan

memahami sebuah konsep maka ke depannya siswa akan mampu menerapkan

konsep-konsep yang ada dalam kehidupan sehari-hari, pentingnya pemahaman

konsep juga didukung oleh Pusat Kurikulum yang mengatakan bahwa ketika

pemahaman konsep pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari hal tersebut dapat mendorong tercapainya tujuan pembelajaran IPS itu sendiri

yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah

sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap positif terhadap segala

permasalahan yang terjadi dan terampil mengatasi segala permasalahan yang

terjadi di kehidupan sehari-hari.




Paragraf 5

IPS merupakan mata pelajaran yg memadukan konsep-konsep dasar dari

berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologi

serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya (Samlawi,

1999, hlm 1). DEPDIKNAS 2006 menyatakan bahwa IPS merupakan program

pendidikan atau bidang studi dalam kurikulun sekolah yang mempelajari

kehidupan manusia dalam masyarakat serta berhubungan antara interaksi antara

manusia dan lingkungan baik sosial maupun fisik. Oleh karena itu IPS juga dapat

dijadikan ilmu untuk mengatur pola prilaku manusia baik sebagai mahluk individu

maupun sebagai mahluk sosial yaitu sebagai anggota keluarga, masyarakat bangsa

dan negara. Sejalan dengan pendapat Sapriya (2009, hal. 157) Bahwa untuk dapat

berpartisipasi menjadi warga negara yang baik maka perlu memiliki kemampuan

yang berupa pengetahuan (knowledge) keterampilan (skills) sikap dan nilai

(attitude and values) serta kemampuan prilau (action).




Paragraf 6

Proses pembelajaran IPS dalam kurikulum saat ini menuntut adanya

partisipasi aktif dari seluruh siswa. Kegiatan belajar hendaknya berpusat pada

siswa, Sedangkan guru berperan sebagai motivator dan fasilitator agar suasana

kelas lebih hidup. menurut Johnson (2009. hal. 155) belajar aktif merupakan cara

belajar yang membuat pelajaran melekat dalam hal ini diperlukan guru yang

kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh

siswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan

menggunakan pendekatan yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Oleh karena itu guru IPS dituntut dapat memilih pendekatan

pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut

terlibat dalam pengalaman belajar.




Paragraf 7

Keberhasilan proses pembelajaran IPS dipengaruhi oleh banyak

komponen, komponen-komponen tersebut menurut Slameto (2010) meliputi

tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, bahan atau materi pelajaran,

pendekatan dan metode, media atau alat, sumber belajar, dan evaluasi. Semua

komponen dalam sistem pengajaran saling berhubungan dan saling mempengaruhi

untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada satu

komponen pembelajaran IPS yaitu penggunaan media pembelajaran yang menarik

dengan materi pembelajaran oleh guru.




Paragraf 8

Pembelajaran IPS akan berjalan dengan aktif, bermakna dan

menyenangkan apabila guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif. Brown, Lewis dan Harcleroad dalam Arsyad (2015.hal. 15)

menyatakan bahwa media pembelajaran merupakan sumber belajar yang dapat

digunakan oleh guru dan siswa agar terjadi efektivitas proses pembelajaran.

Kreativitas dalam penggunaan berbagai macam media akan meningkatkan

kemungkinan siswa belajar lebih banyak, apa yang mereka pelajari dapat diingat

dengan lebih baik, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berkembang.

Pendapat lain dikemukakan oleh Blake dan Haralsen dalam Rohani (1997.hal. 2)

bahwa media adalah medium yang digunakan untuk membawa menyampaikan

sesuatu pesan, dimana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan

berjalan antara komunikator dengan komunikan. Berdasarkan paparan yang

menjelaskan tentang media di atas, dapat disimpulkan media pembelajaran adalah

suatu alat atau perantara yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa

untuk belajar dan berfungsi untuk menyampaikan pesan. Dimana manfaat media

dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan

siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.




Paragraf 9

Penggunaan media pembelajaran pada tahap berlangsungnya pembelajaran akan sangat membantu keekfektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan

dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa

media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman

menyajikan data dengan menarik dan mendapatkan informasi. Sebagai mana

menurut Arsyad (1997. hal. 26) mengemukakan bahwa media pembelajaran

memiliki manfaat praktis dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Manfaat tersebut salah satunya adalah media pembelajaran dapat membatasi

keterbatasan indera, ruang dan waktu. Multimedia interaktif dapat dijadikan

pilihan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu. Salah satu media

pembelajaran jenis audio visual gerak adalah media pembelajaran multimedia

interaktif yang terdiri dari beberapa media yang terintegrasi, antara lain: gambar,

suara, animasi dan tulisan. Penerapan multimedia interaktif ini terhadap proses

pembelajaran mempunyai kelebihan dalam memperjelas penyajian pesan

pembelajaran selain itu lebih efektif dan efisien (Musfiqon, 2012). Karakteristik

dari materi pembelajaran mengenai kehidupan masyarakat Indonesia pada masa

praaksara, hindu-budha, dan islam banyak menjelaskan tentang definisi, wujud,

ruang, waktu dan kejadian pada masa lampau yang tidak akan cukup jika

dijelaskan hanya dengan metode ceramah. Multimedia yang digunakan oleh

peneliti yaitu Multimedia interaktif dengan menggunakan perangkat lunak

PowerPoint.




Paragraf 10

Dewasa ini, perkembangan teknologi memiliki pengaruh pada seluruh

aspek kehidupan, salah satunya berpengaruh pada aspek pendidikan. Dalam aspek

pendidikan teknologi diterapkan dalam proses pembelajaran sebagai media

pembelajaran yang memiliki fungsi untuk membantu pendidik menyampaikan

pesan pembelajaran, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan juga untuk

membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Media menurut Scramm

1977 dalam Rusman dkk, (2012) adalah teknologi pembawa pesan yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jenis media ada yang dapat

dimanfaatkan secara langsung oleh guru dalam pembelajaran artinya media



tersebut dibuat oleh pihak tertentu (produsen media), begitu juga media yang

sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat

langsung digunakan. Selain itu, kita juga dapat membuat media sendiri sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Media yang difungsikan sebagai

sumber belajar bila dilihat dari pengertian harfiahnya juga terdapat manusia di

dalamnya, benda, ataupun segala sesuatu yang memungkinkan untuk siswa

memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna bagi dirinya dalam

pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya media berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) tersebut, khususnya penggunaan media pembelajaran

seperti powerpoint dimana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga

mempunyai kreativitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan dirinya

di kehidupan yang akan datang.




Paragraf 11

Pembelajaran berbasis multimedia menurut Rusman, dkk (2012, hal. 60)

adalah kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan computer untuk membuat dan

menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video animasi) dengan

menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai untuk melakukan

navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Arsyad, (2015, hal. 162) bahwa multimedia dapat diartikan sebagai lebih

dari satu media. Ia bisa berupa kombinasi antara teks, grafik, animasi, suara, dan

video. Jadi, dapat diartikan bahwa multimedia merupakan penggunaan beberapa

media yang berbeda untuk menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio,

grafis, animasi dan video. Informasi yang disajikan melalui multimediaini

berbentuk dokumen hidup, dapat dilihat melalui layar monitor atau diproyeksikan

kedalam layar lebar melalui overhead projector selain dapat dilihat, multimedia

ini juga dapat didengan suaranya, dilihat gerakannya (video atau animasi). Tujuan

dari multimedia ini adalah untuk menyampaikan informasi dengan bentuk yang

menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah

dimengerti karena informasi diserap sebanyak mungkin melalui indera, terutama

telinga dan mata. Adapun bentuk penggunaan komputer sebagai multimedia yang

dapat digunakan dalam pembelajaran salah satunya adalah penggunaan

multimedia interaktif.




Paragraf 12

Multimedia interaktif menurut Rusman, dkk (2012, hal. 67) digunakan

untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat teoritis, digunakan dalam

pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang.

Media ini cukup efektif karena menggunakan multimedia proyektor yang

memiliki jangkauan pancaran cukup besar. kelebihan dari multimedia ini adalah

menggabungkan beberapa unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik

dan sound menjadi satu dalam penyajiannya, sehingga program ini dapat

mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Saat

ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat

presentasi pada masa sebelumnya. Penggunakan perangkat lunak perancang

presentasi seperti salah satunya Microsoft power point yang dikembangkan oleh

Microsoft inc. perkembangan perangkat lunak tersebut juga didukung oleh

perkembangan sejumlah perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang

paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital

saat ini adalah proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan

bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam

kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan berbagai

karakteristik audience. Hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode

presentasi saat ini dan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK). Multimedia PowerPoint interaktif dipilih

karena Multimedia PowerPoint interaktif terdiri dari gabungan beberapa unsur

media sehingga dapat memfasilitasi tipe belajar siswa yang berbeda-beda. Dari

beberapa unsur tersebut salah satunya terdapat unsur gambar bergerak atau

animasi yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat melakukan proses kognitif.

Selain itu, multimedia interaktif memiliki sifat yang interaktif yang artinya

Multimedia PowerPoint interaktif bersifat komunikasi dua arah, pembelajaran

akan berjalan aktif karena siswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam proses

pembelajaran.




Paragraf 13

Program aplikasi pembelajaran yang populer dan paling banyak digunakan

saat ini untuk berbagai kepentingan pembelajaran adalah Microsoft Office

Powerpoint. Program aplikasi Powerpoint merupakan paket dari program

komputer yang digunakan untuk membantu penggunanya dalam mengolah bahan

presentasi. Program aplikasi ini memiliki kemampuan untuk mengelola bahan

presentasi tersebut yang dikenal dengan nama slide show. Fasilitas yang

disediakan pada program ini bermacam-macam yang berhubungan dengan bahan

presentasi tersebut, di antaranya adalah penyusunan bahan, pengolahan teks,

grafis, dan multimedia.




Paragraf 14

Pembelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

SMP N 3 Tasikmalaya. Salah satu materi yang dibahas dalam pelajaran IPS

adalah materi Mobilitas sosial. Proses pembelajaran IPS di SMP N 3 Tasikmalaya

masih menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran IPS, tema-tema yang

diajarkan kebanyakan bersifat teoritis, sehingga siswa memerlukan waktu yang

lama untuk memahami konsep dari materi-materi tersebut jika hanya dengan

menggunakan metode ceramah. Sebagaimana hasil studi observasi Drs. Parsaoran

S., M.Pd dalam jurnal Efektivitas Pembelajaran Multimedia Interaktif Berbasis

Konteks Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK mengemukakan

bahwa banyak siswa mampu menyajikan tingkat hapalan yang baik terhadap

materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak

memahaminya. Siswa memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik

sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang

abstrak dan metode ceramah. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran peneliti

bahwasannya jika pendidik hanya menggunakan metode ceramah maka hal

tersebut akan menyebabkan pembelajaran yang monoton sehingga dirasa bosan

oleh siswa. Selanjutnya pemikiran siswa tidak akan berkembang jauh, dalam

artian siswa hanya sebatas mengingat tetapi tidak memahami konsep-konsep yang

ada pada materi yang diajarkan dan tidak menempatkan dirinya ketika pendidik

meceritakan suartu kondisi dalam materi mobilitas sosial.




Paragraf 15

Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa di SMP

Negeri 3 Tasikmalaya adalah dengan memanfaatkan media pembelajaran yaitu

Multimedia interaktif dengan menggunakan perangkat lunak Powerpoint.

Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba mengaplikasikan media pembelajaran

yang diaplikasikan di atas dan akan melakukan penelitian dengan judul:

“PENGARUH MULTIMEDIA POWERPOINT INTERAKTIF DALAM

PEMBELAJARAN IPS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP

MOBILITAS SOSIAL SISWA” (Penelitian Kuasi Ekspermen terhadap

Siswa Kelas VIII SMPN 3 Tasikmalaya)







========

Sumber: http://repository.upi.edu/48366/

Komentar