Menghitung Kadar Musibah
_Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Turut berduka atas terjadinya musibah jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Semoga Allah berikan kematian yang syahid Husnul khatimah bagi para mukmin yang jadi korban_
*MENGHITUNG KADAR MUSIBAH*
_Selamat Dari Peristiwa Kecelakaan Pesawat terbang karena memutuskan untuk tak jadi berangkat_
Ditulis oleh : Nunu Zainul Fuad
Pengasuh web : wwwjlebbcom
Dalam Al-Quran surat Al-A'laa ayat 3:
وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ ٣
_Yang menentukan *kadar* (masing-masing) dan memberi petunjuk_
Segala sesuatu terjadi karena memang sudah pada kadarnya. Ketika kadar yang terukur adalah Kadar yang cocok dengan Musibah, maka terjadilah musibah tersebut.
Itu sebabnya jika Anda misalkan memutuskan untuk tak jadi terbang bersama pesawat yang ternyata terkena musibah, maka Anda lebih tepat mengucapkan kalimat "istirja'" terlebih dahulu dibandingkan berkali-kali mengucapkan kalimat "hamdalah".
Menjadi kurang pas ketika Anda mengatakan "Alhamdulillaah saya memutuskan tidak jadi naik pesawat tersebut, kalau jadi pastilah sekarang saya sudah tewas". Kenapa kurang pas? Karena secara "Hukum Kadar" maka justru bisa jadi tidak akan terjadi musibah jika Anda tetap menaiki Pesawat tersebut, sebab kalau Anda ikut naik, maka nilai kadarnya berubah.
Setiap orang atau benda memiliki Kadar atau Momentumnya masing-masing. Kadar satu orang, tentulah berbeda dengan Kadar dua orang. Kadar dua orang yang Sholeh, tentunya berbeda dengan kadar dua orang yang ahli maksiat. Semua ada hitung-hitungannya yang tak mungkin meleset. Kadar seseorang ini akan menentukan reaksi atau responnya atas sebuah musibah ataupun anugerah.
Semakin banyak orang Salah lalu semakin sedikit orang Sholeh dalam suatu keadaan maka semakin besarlah peluangnya mengundang reaksi berupa musibah pada keadaan tersebut.
Artinya, ada aksi maka ada reaksi. Dalam Hukum Kadar ini maka Aksi dan Reaksi selalu seimbang, tidak akan melampaui kadarnya masing-masing. Dan ketika terjadi "reaksi" yang tampaknya sebagai musibah pun, maka tidak harus berkonotasi negatif. Bahkan sebagian pendapat ulama mengatakan bahwa kecelakaan pesawat adalah bagian dari mati syahid.
Itu mengapa satu keadaan yang sama, bisa bernilai berbeda, bisa jadi musibah bagi yang lain, tapi anugerah bagi sebagian lainnya.
Itu sebabnya kita perlu Proaktif memperbaiki kualitas Aksi kita. Sehingga kadar kita akan memiliki energi positif yang tinggi untuk mengundang berbagai anugerah. Dengan demikian, walaupun musibah itu hadir karena kita bermomentum dengan berbagai kadar dari manusia lainnya, maka tetap saja musibah tersebut menjadi anugerah bagi kita.
Sebagaimana *Covid-19* yang virusnya terus *bermutasi* hingga sudah mencapai 3 varian lebih, bahkan ada informasi sudah sampai 8 varian, maka kita perlu benar-benar memperbaiki kadar energi kita, memperbaiki kualitas aksi kita.
Terlebih lagi, ternyata Vaksinasi hanya mampu menangkal 1 varian Virus Covid, sehingga memperkuat imun dan iman menjadi pilihan tepat untuk mengundang reaksi yang positif, yakni anugerah.
Artinya, walaupun si Covid yang berbagai varian itu nanti mampir, maka kita sudah siap menyambutnya, sehingga Kadar Musibah pun menjadi tidak mampu melemahkan tubuh kita, dan di saat itu pun musibah segera berubah menjadi anugerah.
Yuk perbaiki Imun dan kualitas Kadar Positif kita dengan rutin mengkonsumsi *Qusthul Hindi*, Madu, Habbassauda, Vit C, Vit E, dan lain sebagainya. Dan juga tambahlah terus iman kita dengan terus beramal sholeh dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Salam
KZ
Nb : Pembelian dan Info Herbal Qusthul Hindi, silakan japri ke Teh Lala di 081288081975
Komentar
Posting Komentar