Teori Konflik Max Weber

Menurut Max Weber baginya konflik merupakan unsur dasar kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat tentunya memiliki pertentangan-pertentangan dan pertentangan tersebut tidak bisa dilenyapkan dari kehidupan masyarakat. 

Max Weber juga menyatakan bahwa masalah kehidupan modern dapat dirujuk ke sumber materialnya yang riil (misalnya struktur kapitalisme). 

Bagi Max Weber konflik sebagai suatu sistem otoritas atau sistem kekuasaan, dimana kekuasaan cenderung menaruh kepercayaan kepada kekuatan. Orang yang kuat itulah yang akan berkuasa. Sedangkan otoritas adalah kekuasaan yang dilegitimasikan artinya kekuasaan yang dibenarkan. Tindakan manusia itu di dorong oleh kepentingan-kepentingan bukan saja kepentingan materiil melainkan juga oleh kepentingan-kepentingan ideal. Oleh karena itu, antara konflik dan integrasi akan terjadi di dalam masyarakat.

Teori konflik menurut Weber mengakui bahwa konflik dalam merebutkan sumber daya ekonomi merupakan ciri dasar kehidupan sosial, tetapi ia berpendapat bahwa banyak tipe-tipe konflik lain yang juga terjadi di antara berbagai tipe tersebut. Weber menekankan dua tipe, Dia menganggap konflik dalam arena politik sebagai sesuatu yang sangat fundamental. Weber melihat dalam kadar tertentu sebagai tuiuan pertentangan untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang artinya pertentangan untuk memperoleh kekuasaan tidaklah terbatas hanya pada organisasi-organtsasi politik formal, tetapi juga terjadi dalam setiap tipe kelornpok seperti organisasi keagamaan dan pendidikan. Tipe konflik kedua yang sering kali ditekan oleh weber adalah konflik dalam hal gagasan dan cita-cita. ia berpendapat bahwa orang seringkali tertantang untuk memperoleh dominasi dalam hal pandangan dunia mereka baik itu berupa doktrin keagamaan, filsafat sosial ataupun konsepsi tentang bentuk gaya hidup kebudayaan yang terbaik. Lebih dari itu, gagasan cita-cita tersebut bukan hanya dipertentangkan tetapi dijadikan senjata atau alat dalam pertentangan lain misalnya pertentangan politik.

Weber manyatakan bahwa sumber konflik tidak hanya untuk perebutan ekonomi saja .Weber menyatakan bahwa konflik itu terjadi karena orang berebut kekuasaan untuk memperoleh prestise atau wibawa.


Sumber: Istana Ilmu Sosant


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Webinar Smart Parenting: Mengelola Emosi Menjalankan Ibadah Bulan Ramadhan

Ustadz Adi Hidayat: Seputar Shalat Tahajud

Info Daftar Perguruan Tinggi Ikatan Dinas dan Beasiswa Penuh

Lagu Mengharukan tentang Zuhudnya Rasulullah

Ustadz Muhammad Ardiansyah: Thalabul 'Ilmi, Tahshilul' Ilmi dan Barakatul 'Ilmi

Penerimaan Siswa Baru SMP Cendekia BAZNAS 2018/2019

Contoh Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Sosiologi SMA

Seorang Nenek Masuk Islam karena Pemberian Buku Seorang Anak