Ustadz Luthfi Hasan Ishaq: Ridho dengan Kejadian yang Menimpa Kita
Oleh: Siti Hannah Sekarwati
Kemarin, beberapa sahabat saya berkunjung ke Sukamiskin, bertemu dengan Ust LHI. Tadinya, saya akan ikut, namun karena ada beberapa hal, saya tidak jadi ikut. Jadi, hanya bisa membantu sebelum dan sesudah keberangkatan sahabat2 saya. Namun, saya sangat bahagia krn Alhamdulillah diberikan rekamannya dari sahabat2 saya. Jazakumullah khairan katsiran.
Dari rekaman itu, yang selalu terngiang oleh saya sangat banyak. Dapat saya katakan setiap kalimat yang beliau ucapkan penuh makna. Mungkin itulah bedanya orang yg taat kalau lagi berceramah ya: membuat telinga dan otak tidak mau terlewat satu kata sedikit pun. Awesome! Harus banyak belajar.
Berikut beberapa bagian yg paling berkesan menurut saya, sampai2 membuat saya memutar rekaman bagian itu berkali-kali.
1. Setiap kejadian yg telah terjadi merupakan izin dari Allah. Jika Allah telah mengizinkan sesuatu terjadi, pasti ada banyak kebaikan dan hikmah untuk kita. Namun pertanyaannya, apakah kita ridho kejadian itu terjadi? Kita harus ridho, karena kalau tidak, hikmah dan kebaikan dari kejadian itu akan terhalang. Apalagi jika kita sampai menyalahkan Allah. (Naudzubillah)
2. Ada dua permintaan yg boleh dilakukan manusia kepada Allah: meminta ampunan dan meminta kebaikan.
3. Dalam hal rezeki, kita tidak diperkenankan untuk menuntut nominal dan time schedule kapan diberikannya rezeki. Nominal dan time schedule itu adalah domain-nya Allah. Track kita hanya meminta kepada Allah dan berusaha. Rezeki yg akan diberikan oleh Allah kepada kita bertahap. Bertahap sesuai dgn asumsi-Nya.
4. Umar bin Khattab pernah berkata: Saya tidak peduli akan terjadi situasi menyenangkan atau tidak menyenangkan yang akan datang, karena saya tidak pernah tahu kebaikan akan terjadi di mana. (situasi menyenangkan atau tidak-red)
5. Logika Islam adalah Allah menguji manusia sesuai dengan kemampuannya. Jika kita ditimpa sebuah masalah, coverage kita lebih besar daripada masalah. Jadi, jika kita ditimpa masalah, bukan menghadapi masalah, namun mengatasi masalah. Mengatasi seakan-akan kita berada di atas masalah (kata dasar atas-red).
Semoga bermanfaat.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Kemarin, beberapa sahabat saya berkunjung ke Sukamiskin, bertemu dengan Ust LHI. Tadinya, saya akan ikut, namun karena ada beberapa hal, saya tidak jadi ikut. Jadi, hanya bisa membantu sebelum dan sesudah keberangkatan sahabat2 saya. Namun, saya sangat bahagia krn Alhamdulillah diberikan rekamannya dari sahabat2 saya. Jazakumullah khairan katsiran.
Dari rekaman itu, yang selalu terngiang oleh saya sangat banyak. Dapat saya katakan setiap kalimat yang beliau ucapkan penuh makna. Mungkin itulah bedanya orang yg taat kalau lagi berceramah ya: membuat telinga dan otak tidak mau terlewat satu kata sedikit pun. Awesome! Harus banyak belajar.
Berikut beberapa bagian yg paling berkesan menurut saya, sampai2 membuat saya memutar rekaman bagian itu berkali-kali.
1. Setiap kejadian yg telah terjadi merupakan izin dari Allah. Jika Allah telah mengizinkan sesuatu terjadi, pasti ada banyak kebaikan dan hikmah untuk kita. Namun pertanyaannya, apakah kita ridho kejadian itu terjadi? Kita harus ridho, karena kalau tidak, hikmah dan kebaikan dari kejadian itu akan terhalang. Apalagi jika kita sampai menyalahkan Allah. (Naudzubillah)
2. Ada dua permintaan yg boleh dilakukan manusia kepada Allah: meminta ampunan dan meminta kebaikan.
3. Dalam hal rezeki, kita tidak diperkenankan untuk menuntut nominal dan time schedule kapan diberikannya rezeki. Nominal dan time schedule itu adalah domain-nya Allah. Track kita hanya meminta kepada Allah dan berusaha. Rezeki yg akan diberikan oleh Allah kepada kita bertahap. Bertahap sesuai dgn asumsi-Nya.
4. Umar bin Khattab pernah berkata: Saya tidak peduli akan terjadi situasi menyenangkan atau tidak menyenangkan yang akan datang, karena saya tidak pernah tahu kebaikan akan terjadi di mana. (situasi menyenangkan atau tidak-red)
5. Logika Islam adalah Allah menguji manusia sesuai dengan kemampuannya. Jika kita ditimpa sebuah masalah, coverage kita lebih besar daripada masalah. Jadi, jika kita ditimpa masalah, bukan menghadapi masalah, namun mengatasi masalah. Mengatasi seakan-akan kita berada di atas masalah (kata dasar atas-red).
Semoga bermanfaat.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Komentar
Posting Komentar