Teori Materialisme Historis Karl Marx


Marx beranggapan bahwa perkembangan intelektual manusia ditentukan oleh kondisi material kehidupan manusia. Artinya, kebutuhan material mendahului kesadaran. Teori ini sering disebut materialisme historis. Lebih lanjut, teori ini menjabarkan bahwa pergulatan utama dan pertama manusia adalah pergulatan untuk memenuhi kebutuhan materialnya. Hal ini membawa manusia pada pergulatan dengan alam sebagai bahan pemenuhan kebutuhan materialnya.

Manusia harus melakukan transformasi terhadap alam agar kebutuhan material terpenuhi. Usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan material melahirkan teknologi dan hubungan-hubungan sosial. Usaha mentransformasi alam termasuk dalam kegiatan produktif, sedangkan segala peralatan yang dibutuhkan untuk transformasi disebut alat-alat produksi. Lingkungan tempat berlangsungnya transformasi disebut lingkungan produksi dan totalitas usaha beserta relasi-relasi sosial yang terbangun disebut sebagai kondisi produktif.

(https://balaibahasajateng.kemdikbud.go.id/2020/03/mengenal-materialisme-historis-karl-marx/)

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi.
Materialisme sejarah Marx akan menunjukkan, bahwa di balik materi ada kesadaran yang menggerakkan arah sejarah sehingga materialisme sejarah harus difahami sebagai gerak materi yang menyejarah. Materi di sini dalam arti metode pemikiran. Materi memiliki daya transformatif yang menyejarah. Marx memandang bahwa hanya dalam kerja ekonomi itulah, manusia mengubah dunia.

Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kedudukan materi, bukan pada ide karena ide adalah bagian dari materi.

Materialisme historis merupakan pandangan ekonomi terhadap sejarah. Kata historis ditempatkan Marx dengan maksud untuk menjelaskan berbagai tingkat perkembangan ekonomi masyarakat yang terjadi sepanjang zaman. Sedangkan materialisme yang dimaksud Marx adalah mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok.

Menurut Marx, setiap masyarakat ditandai oleh infrastruktur dan superstruktur. Infrastruktur dalam masyarakat berwujud struktur ekonomi. Superstruktur meliputi ideologi, hukum, pemerintahan, keluarga, agama, budaya dan juga standar moralitasnya. Menurutnya, bahwa hubungan antara infrastruktur ekonomi dan superstruktur budaya dan struktur sosial yang dibangun atas dasar itu merupakan akibat langsung yang wajar dari kedudukan meterialisme historis. Adaptasi manusia terhadap lingkungan materiilnya selalu melalui hubungan-hubungan ekonomi tertentu, dan hubungan ini sangatlah dekat, sehingga semua hubungan-hubungan sosial lainnya juga dibentuk oleh hubungan ekonomi.

Struktur ekonomi merupakan landasan tempat membangun semua basis kekuatan lainnya, dengan demikian perubahan cara produksi menyebabkan perubahan dalam semua hubungan sosial manusia.

(https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah/article/view/1823/pdf)

Komentar